SUMEDANG,- Melalui Mulaqo Ulama Pimpinan Pondok Pesantren dan Cendekiawan se Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ulama dan pemikir Islam dari berbagai organisasi massa mengeluarkan sembilan pernyataan.
Multaqo dengan tema “Untuk Indonesia Damai” itu digelar di Rumah Makan Joglo Sumedang, Kamis 16 Mei 2019.
Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir menerangkan, Multaqo Ulama atau pertemuan antara ulama, pimpinan pondok pesantren dan cendekiawan muslim ini merupakan tindaklanjut dari pelaksanaan Multaqo tingkat provinsi. Dimana dalam pelaksanannya, kegiatan ini bertujuan untuk membangun ukhuwah dan rekonsiliasi usai gelaran pesta demokrasi pada 17 April lalu.
“Secara umum, dalam sembilan pernyataan ulama itu berisi ajakan umat Islam dalam menjaga stabilitas keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya Sumedang, dan menghindari aksi-aksi inskontitusional pasca Pemilu 2019,” terang Dony, saat menghadiri acara tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Dony menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada MUI Sumedang yang telah berinisiatif melaksanakan kegiatan Multaqo dalam mewujudkan Indonesia agar tetap aman, damai dan sejahtera.
“Ini adalah sebuah inisiatif yang luar biasa, yang tentunya akan memberikan kemanfaatan dan kemaslahatan bagi umat,” ujarnya.
Dony mengaku bersyukur bahwas perhelatan pileg dan pilres di Kabupaten Sumedang dapat berjalan aman, damai dan lancar.
Menurutnya, hal itu berkat kontribusi dari semua pihak, khususnya para ulama dalam menebarkan pesan-pesan yang disampaikan kepada masyarakat sehingga Sumedang kondusif.
“Alhamdulillah, selama ini perhelatan demokrasi di Kabupaten Sumedang dapat berjalan dengan aman, damai, lancar dan kondusif. Semua itu berkat kontribusi dari semua pihak khususnya peran dari para ulama dalam menebarkan pesan-pesan kedamaian, menebarkan pesan persatuan dan kesatuan, sehingga Sumedang tetap dalam situasi kondusif. Mari kita pertahankan, semoga 22 Mei mendatang (pengumuman hasil pemilu, red) dapat berjalan dengan lancar,” kata bupati.
Terakhir, bupati mengharapkan Multaqo tersebut dapat menghasilkan sebuah keputusan yang menjadi dasar pegangan bagi masyarakat Sumedang dalam menjaga keamanan dan kedamaian dengan tetap mengedepankan nilai-nilai tradisi tawasut, tasamuh, tawasuh dan i’tidal.
“Saya titip Sumedang kepada semuanya, untuk menjaga Sumedang agar tetap aman damai dan kondusif. Tentunya hal ini menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan mempertahankannya, sehingga menjadi warisan bagi anak cucu kita,” pungkasnya.
Abas