TANAH HUMBU, — Kampung Tajur secara administrasi masuk Desa Sungai Dua, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Namun posisinya yang berada menjorok arah ke laut, dan akses jalan yang terjal membuat kampung ini sedikit terisolir.
Meski demikian, kehidupannya warganya terbilang makmur, dengan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan tambak ikan, dan sebagian pekerja perkebunan. Dibalik kehidupan sosial kemasyarakatannya, ada cerita menarik setiap kali perayaan lebaran di Kampung Tajur.
Untuk mencapai Kampung Tajur, RT.10 Desa Sungai Dua, Simpang Empat ini ternyata butuh perjuangan. Meski jaraknya tidak terlalu jauh dari Jalan Raya Trans Kalimantan, tapi aksesnya cukup menantang. Namun setelah menginjakkan kaki di kampung ini, suasana sejuk dan pemandangan indah mampu melepaskan semua kegundahan selama perjalanan.
Disambut warga yang ramah dan bersahaja, berada di Tajur seakan memberikan makna bersosial kemasyarakatan. Mereka sedikitpun tak merasa risih dengan kehadiran orang asing, sebaliknya sangat komunikatif dan kooperatif dalam setiap pertanyaan tentang kampung mereka.
Dari penuturan mereka, ternyata ada sedikit cerita menarik yang menjadi sebuah bagian tak terpisahkan setiap merayakan hari lebaran. Yakni kehadiran sosok Muhammad Rusli yang selalu hadir salat Ied, baik ketika hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Figur yang sejak beberapa bulan terkahir ini menjabat sebagai orang nomor dua di Bumi Bersujud ini sejak 2008 silam tak pernah absen berjamaah di sebuah mushala kecil yang berdiri kokoh ditengah Kampung Tajur.
“Dalam rentang waktu 2008 hingga 2020 kemarin, hanya satu kali Muhammad Rusli tidak tampak bersama masyarakat melaksanakan salat ied. Itupun ketika itu sang bundanya sakit, sehingga ia harus pulang kampung,” ucap tokoh masyarakat setempat, Rahim.
Menurut Rahim, Rusli figur yang baik, santun dan suka membaur dengan masyarakat tanpa membedakan status. Ia berkenan menyambangi pelosok untuk merayakan lebaran, yang bagi sebagian besar orang justru mencari tempat ibadah yang ramai dan terdekat dengan tempat tinggalnya. Tapi Muhammad Rusli berbeda, rela menempuh perjalanan jauh dan melintasi jalan menantang dihari yang fitri.
“Meski bukan warga Tajur, tapi bagi masyarakat kini Muhammad Rusli sudah menjadi bagian kami. Sosoknya tak bisa terpisahkan dengan kami, walaupun beliau sudah menjabat wakil bupati, kami bagi beliau tetap seperti dulu sosok yang sederhana dan perhatian,” tuturnya.
Ia mengaku, dari informasi yang mereka terima dari orang terdekat wakil bupati tersebut, hampir dipastikan yang bersangkutan akan kembali bertandang untuk salat ied di kampung ini. Warga, menurutnya, siap menyambut dengan antusias seperti tahun sebelumnya.
“Terakhir beliau kesini ketika puasa hari ketujuh, memimpin tarawih di mushala kami,” pungkasnya.
Dari pantauan dilapangan, Kampung Tajur sendiri yang dihuni sekitar 194 kepala keluarga (KK) ternyata belum memiliki infrastruktur yang memadai. Selain akses jalan yang tidak mulus, fasilitas penerangan juga belum masuk ke kawasan ini.
“Sementara ini kami masih mengandakan fasilitas tenaga surya,” tandasnya seraya menyebutkan sarana itu dinilai belum mampu mengakomodir semua kebutuhan warga.
Keluhan ini mengemuka dimulut masyarakat, yang memiliki harapan besar mereka juga ingin merasakan sarana publik tersebut. Saat ini warga setempat hanya bisa memanfaatkan akses jalan milik perusahaan perkebunan yang beroperasi di wilayah itu untuk beraktivitas. (Ag)