Oleh: Agus Syani Yudha
Pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020 akan digelar September mendatang di 270 daerah.
Pada event akbar ini, patut hati-hati pegawai negeri sipil (PNS) acapkali dijadikan komoditas Politik oleh oknum guna meraih suara terbanyak. Bahkan tak jarang, sesudah terpilih si pelaku menggunakan jurus lupa kacang pada kulitnya alias lupa diri, yakni melupakan jani-janji saat kampanye.
Pada Pilkada serentak tahun ini, salah satunya Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Masyarakat Kabupaten Bandung hendanyaknya cerdas dalam menentukan pilihan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) agar melahirkan pemimpin yang berpihak kepada kepentingan rakyat, tegas dan bersih.
Pilbup dan wabup Kabupaten Bandung tahun ini, diprediksi akan dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19. Sehingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) dituntut membuat regulasi jadwal kampanye tidak usah turun d ilapangan, lebih baik kampanye adu gagasan dan program melalui virtual guna menghindari bahaya pandemi corona yang diperkirakan September masih ada.
Tidak hanya itu saja, yang harus diwaspadai ialah adanya cabup dan cawabup tertentu yang memobilisasi pegawai negeri sipil (PNS) di dinas pendidikan yang didominasi PNS guru atau aparatur negara (ASN) yang berada di berbagai sekolah, TK, SDN, SMP, SMA agar jangan mau dijadikan komoditas politik dengan janji manis, ujungnya hanya omong doang alias omdo.
Kita berharap, Pilkada Kabupaten Bandung melahirkan pemimpin pro rakyat dan bisa membawa Kabupaten Bandung menjadi lebih baik di tiap sector. Gunakan suara kita demi masa depan Kabupaten Bandung.