BANJAR,– Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) merupakan salah satu kegiatan dari Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM). P3-TGAI adalah lanjutan dari Program P4-ISDA yang telah dilaksanakan sejak tahun 2013 dan sekarang berganti nama menjadi P3-TGAI.
Meski demikian, maksud dan pelaksanaannya hampir sama, yaitu untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat Petani Pemakai Air (P3A) dalam kegiatan perbaikan, rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi sesuai dengan kebutuhan dan prinsip kemandirian.
P3-TGAI juga merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja irigasi desa guna kesejahteraan petani, peningkatan ekonomi masyarakat sekitar, serta berkontribusi untuk ketahanan pangan.
Kegiatan ini untuk menumbuhkan partisipasi petani dalam perbaikan dan peningkatan jaringan irigasi berdasarkan kebutuhan. Di mana masyarakat dilibatkan dalam pembangunan irigasi kecil dibawah 150 ha dengan melibatkan langsung P3A.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan P3-TGAI didampingi oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM). Selain itu kegiatan P3-TGAI ini juga merupakan program padat karya tunai. Manfaat untuk masyarakat di pedesaan cukup besar karena dapat menambah uang yang beredar di masyarakat, sehingga diharapkan daya beli masyarakat juga semakin meningkat.
Menurut PPK Bidang Operasi dan Pemeliharaan III BBWS Citanduy, Muhammad Setiadi Akbar, ST. MT, pada tahun 2018 P3-TGAI BBWS Citanduy mendapat kuota untuk P3-TGAI sebanyak 260 lokasi yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Cilacap.
“Tujuannya adalah untuk peningkatan dan pemeliharaan saluran irigasi tersier. Masing-masing lokasi mendapat alokasi Rp.195 juta termasuk untuk pendampingan,” katanya, Senin 16 April 2018.
Dana yang diberikan kepada kelompok petani tersebut, katanya, dapat digunakan untuk melakukan rehabilitasi jaringan irigasi ataupun peningkatan jaringan irigasi seperti perbaikan tanggunl, perbaikan bangunan perlengkapan, perbaikan jalan irigasi dan lain-lain, untuk meningkatkan kinerja irigasi tersebut termasuk juga pemberdayaan masyarakat.
“Pelaksanaan kegiatan P3-TGAI dilakukan secara swakelola, dimana meliputi beberapa tahapan seperti tahap persiapan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dengan memperhatikan kebutuhan, kesulitan dan aspirasi setiap orang baik laki-laki, perempuan maupun lansia dan kelompok disabilitas agar tercipta suatu kesetaraan dan keadilan gender,” tutur Setiadi.
SKI PATROLI mencoba melihat salah satu titik pekerjaan yang sedang dilaksanakan di Kabupaten/Kota Banjar, yakni di Kelurahan Bojongkantong yang dikerjakan oleh P3A, Kelompok P3A Bojongkantong.
Marikin, selaku perwakilan dari Kelompok P3A Bojongkantong memaparkan, P3 TGAI dari OP III Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy sangat disambut antusias oleh masyarakat petani. Menurutnya, dengan dibuatnya saluran irigasi awalnya para petani kekurangan air untuk mengolah sawahnya.
“Semoga kedepannya masyarakat petani tidak lagi kekurangan air untuk mengolah sawah,” ucap Marikin.
“Dengan adanya program ini, kami sangat berharap, semoga kedepannya tetap ditindaklanjuti karena masih perlu adanya perbaikan maupun pembuatan irigasi. Adapun dalam pelaksanaan pekerjaan, kami selalu berkoordinasi dengan pihak OP III BBWS Citanduy dengan mengacu ke RAB agar berjalan dengan kondusif,” tutupnya.
Ajat Sudarjat