KAB. BANDUNG, — Sektor 21 Satgas Citarum harum menggelar kegiatan pengecekan hasil IPAL ke PT. Graha Surya Angkasa (GSA).
Perusahaan yang berlokasi di desa Tarajosari Banjaran ini dikabarkan sedang melakukan perbaikan sistem limbahnya sesuai dengan kriteria yang digariskan Satgas Sektor 21.
Menurut Dansatgas Sektor 21 Kolonel Inf. Yusep Sudrajat di lokasi, Selasa (19/3/2019) menjelaskan PT. GSA menambah bak pengolahan limbah sebagai komitmen dukungannya kepada program Citarum Harum.
“Mereka sedang memperbaiki pengolahan limbah dan memenuhi kriteria diantaranya ikan hidup di kolam sebelum dibuang ke sungai,” tegas Dansektor 21.
Perpres 15/2018 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo mengamanatkan percepatan pengembalian DAS Citarum, sehingga pihak Satgas Sektor 21 tidak bosan memperingatkan para pemilik dan pengelola pabrik terlebih adanya proses pencelupan.
“Setelah melakukan pengecekan limbah yang dihasilkan, kami nilai sudah jernih dan ikan hidup di kolam sebagai parameter aman bagi ekosistem, menandakan limbah sudah dikelola dengan baik, mudah mudahan ini menjadi contoh bagi pabrik-pabrik yang lain,” kata Yusep.
Yusep menjelaskan sedikitnya ada ada 287 pabrik tekstil di wilayah kerjanya, sehingga memungkinkan banyaknya pembuangan limbah. “Ada 7 pabrik yang lokasinya masuk ke dalam dan tersembunyi, namun kita tetap melakukan pengawasan termasuk 6 perusahaan lainnya,” tambahnya.
Yusep menilai 30 juta penduduk Jabar dan DKI bergantung pada sungai Citarum, sehingga mendesak agar PT. GSA dan yang lainnya melakukan pengolahan limbah dengan baik untuk mengurangi pencemaran akibat industri.
Sementara itu Factory Manajer PT GSA Allen S. Wongso mengucapkan terimakasih kepada Satgas sektor 21 atas himbauan dan arahan tersebut.
Allen mengklaim perusahaannya saat ini tengah membangun bak pengolahan yang akan digunakan untuk proses recycle produksi.
“Karena pengolahan limbah kita sudah bagus, jadi pengen hasil pengolahan kita pergunakan kembali untuk produksi,” katanya.
Dengan begitu hasil limbah cair dari pabrik pencelupan dan garment yang memproduksi limbah 300-400 m3 ini, setidaknya 80 persennya dapat dimanfaatkan kembali.
Elly