SUMEDANG,– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang tengah fokus penanganan pascabencana gempa bumi.
Langkah yang sedang dilakukan saat ini melakukan asesmen terutama bangunan RSUD Sumedang.
“Tim dari Dinas PUTR sedang melakukan pendalaman seperti apa bangunan-bangunan yang berada di RSUD terutama tiga bangunan yang sangat terdampak, VIP, paviliun dan ruang Sakura RSUD,” jelas Pj. Bupati Sumedang, Herman Suryatman, dihadapan Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, saat meninjau dampak yang diakibatkan gempa yang menguncang Sumedang kemarin, Senin (1/1/2024).
Menurut Herman, tim dari Dinas PUTR akan putuskan hasil asesmennya, Senin ini. Saat ini, sekitar 108 orang pasien dievakuasi ke depan RSUD dan 45 orang pasien di halaman belakang RSUD.
“Apabila kondisinya aman maka pasien yang saat ini berada di luar ruangan akan kembali masuk ruangan. Namun jika kondisi bangunannya tidak aman, kami akan menyiapkan tenda yang lebih repesentatif terutama dari sisi kesehatan dan keselamatan pasien itu adalah prioritas utama,” kata Herman.
Selain melakukan asesmen bangunan RSUD, tim Dinas PUTR melakukan asesmen bangunan rumah warga yang terdampak di Kecamatan Cimalaka, Sumedang Utara, Sumedang Selatan.
“Mudah-mudahan hari ini sudah ada hasilnya, mana saja rumah yang aman bisa dihuni kembali dan mana saja rumah yang tidak aman sehingga kami menyiapkan posko penampungan pengungsi yang repesentatif,” katanya.
Dinas sosial juga telah menyediakan dapur umum untuk penanganan pascagempa.
“Dapur umum sudah disiagakan. Pemkab Sumedang menetapkan keadaan tanggap darurat bencana untuk memudahkan penanganan termasuk supporting budget untuk membantu warga masyarakat yang terkena dampak bencana,” katanya.
Akibat gempa, BPBD Sumedang mendata ada 138 rumah rusak ringan dan 110 rusak berat. Ada 456 pengungsi. terdapat 11 korban gempa 1 pasien korban gempa satu sedang penanganan di RSUD Sumedang satu orang lagi dibawa ke Bandung dan sisanya sudah pulang Kembali ke rumah masing-masing.
Bey Machmudin menyampaikan duka yang mendalam dan prihatin atas terjadinya gempa yang mengguncang Sumedang.
“Tadi malam, kami langsung berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang, BPBD, TNI, Polri, BMKG langsung mengecek kondisi,” kata Bey.
Ia mengatakan, berdasarkan data BMKG pada Minggu 31 Desember 2023 telah terjadi lima kali gempa yang menguncang Sumedang. Gempa yang episentrum di Sumedang mulai terjadi pukul 14.35 WIB, 15.38 WIB 20.34 WIB dan pukul 20.34 yang dirasakan kekuatan gempanya dan malam sekitar pukul 23.00 dan tadi subuh sekitar pukul 03.47 tapi tidak dirasakan.
“Semoga tidak lagi terjadi gempa susulan dan berdasarkan keterangan dari BMKG puncaknya terjadi tadi malam dengan M 4,8. selanjutnya hanya M 2,” kata Bey.
Bey yang memantau langsung kondisi di RSUD Sumedang menyebutkan penanganannya sudah baik.
“Pertama selamatkan dulu para pasien, tempatkan di tempat yang aman. Kami terus memantau dan kami brerharap masyarakat mematuhi petunjuk petugas di lapangan. Tetap siaga selain ancaman gempa juga hujan ekstrim terjadi di Jawa Barat,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyalurkan bantuan untuk penanganan darurat pascabencana gempa.
“Kami serahkan bantuan tenda darurat, makanan dan dapur umum dan juga bantuan kesehatan lainnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu menyebutkan terjadinya gempa di Sumedang belum bisa diidentifikasi secara jelas aktifitas apa dan sesar apa.
“Namun kami bisa sampaikan bahwa ini aktifitas dari sesar-sesar lokal yang aktif. Mudah-mudahan tadi yang disampaikan Pak Gubernur rentetan lima kali gempa ini sudah ada gempa utamanya magnitudo 4.8 itu yang diharapkan. Kalau melihat trennya dua gempa susulan yang meluruh magnitudo 2 koma sekian,” katanya.
Ia mengimbau kepada seluruh warga masyarakat agar tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaan. (hm/bn/bs)