Pemaparan Dansektor 21 Dalam Seminar Nasional Pengabdian Perguruan Tinggi 2019
BANDUNG – Dansektor 21 Satgas Citarum Harum, Kol. Inf. Yusep Sudrajat menandaskan, peran Sungai Citarum sebagai sumber kehidupan warga Jawa Barat telah dikotori dicemari industri. Karenanya, Unesco menilai Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia.
“Memang betul penilaian itu, karena Citarum sudah padat dengan sampah rumah, kotoran manusia dan tercemar dengan limbah industri.
Ini berakibat 420.000 Ha sawah di sepanjang sungai Citarum, terutama di kawasan Kab. Karawang tercemari air limbah yang tidak terbendung, karena perbuatan warga yang jorok,” katanya saat pemaparan pada Seminar Nasional dan Bazar Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Tahun 2019 di Audotorium FPBE Universitas Indonesia Bandung, Senin (9/12).
Peran Sungai Citarum tidak bisa terbantahkan. Sedikitnya 35 juta jiwa warga Jawa Barat serta DKI Jakarta dan kalangan industri, diakui atau tidak bergantung kepada Sungai Citarum.
Di lain pihak, kata Dansektor 21, PLN sangat membutuhkan pasokan air dari Citarum untuk kebutuhan 130.000 MW bagi segenap penduduk Indonesia dan kebutuhan industri/pabrik. Di pihak lain, Citarum sendiri membutuhkan pasokan air dari gunung-gunung sementara lahan gunung dalam kondisi gundul.

“Bayangkan sekitar 83.000 hektar lahan mengalami kritis,” tegasnya.
Namun ketika Doni Monardo menjadi Pangdam III/Slw melihat kondisi sungai Citarum benar-benar merana, segera menemui Presiden untuk memperoleh Perpres.
“Alhamdulillah berkat perjuangan pak Doni Monardo, keluarlah Perpres No.15 tahun 2018 untuk membenahi sungai Citarum supaya kembali airnya menjadi jernih,” ucap Kolonel Yusep.
Perpres tersebut telah membagi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum menjadi 23 Sektor. Sektor 21 dikomandoi Kolonel Yusep dengan area Wilayah sebagian Sumedang, Kab. Bandung dan Kota Cimahi.
Untuk menanggulangi lahan kritis ini, di Sektor 21 telah ditanam 7 juta pohon keras dengan semuanya dari partisipasi masyarakat perguruan tinggi dan pendidikan atas. Padahal untuk itu perlu ditanam 121 juta pohon dengan biaya sekitar Rp. 3-4 triliun.
“Dari pemerintah hingga kini belum menganggarkan dana untuk reboisasi lahan gundul. Baru dari partisipasi masyarakat,” tegasnya.
Dalam pemaparannya itu, Dansektor 21 menggunakan alat peraga hasil pemotretan dari area sungai Citarum beserta anak-anak sungainya.
Penyelenggara seminar ini sendiri adalah Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menindaklanjuti Perpres No. 15 tahun 2018.**
Elly