SUMEDANG,- Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang mengunjungi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dalam rangka studi tiru pengelolaan desa wisata dan agroindustri di Kabupaten Klaten yang terbilang unggul dan terkenal, Rabu (2/11).
Rombongan Pemda Kabupaten Sumedang yang dipimpin oleh Wakil Bupati H Erwan Setiawan diterima langsung oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Klaten Sujarwanto Dwiatmoko beserta jajaran di Rumah Dinas Wakil Bupati Klaten.
Menurut Wabup Sumedang Erwan Setiawan, alasan dipilihnya Kabupaten Klaten sebagai lokasi studi tiru karena terdapat desa yang sangat terkenal dalam pengelolaan wisata airnya, bahkan menjadi salah satu desa wisata terbaik versi Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi RI.
“Salah satu destinasi wisata yang sangat terkenal di Klaten yaitu wisata Umbul Ponggok. Salah satu desa yang terkaya di Indonesia berkat memanfaatkan potensinya dengan maksimal,” ucapnya.
Begitu juga dengan sistem pertanian terpadu berbasis teknologi yang dikembangkan oleh Pemda Kabupaten Klaten yang mampu meningkatkan produktivitas pertaniannya menjadi daya tarik bagi Pemda Kabupaten Sumedang untuk belajar.
“Kami ingin belajar dan mengetahui bagaimana pengembangan agroindustri di Kabupaten Klaten ini serta pengembangan pariwasatanya dalam upaya meningkatkan perekonomian daerah,” katanya.
Setelah mendapatkan informasi yang diinginkan, lanjut Wabup, selanjutnya akan dicoba untuk diterapkan di Kabupaten Sumedang.
“Harapan kami, melalui kunjungan kerja ini dapat menambah wawasan, pengetahuan dan informasi dari Kabupaten Klaten untuk kami implementasikan di Kabupaten Sumedang,” tuturnya.
Sementara itu, Pjs. Bupati Klaten Sujarwanto Dwiatmoko menyambut baik kunjungan Pemda kabupaten Sumedang ke daerahnya sebagai sarana bertukar pikiran dan informasi secara langsung.
“Meski dalam situasi Pandemi Covid yang segala sesuatunya dilaksanakan secara Daring, Pemda Kabupaten Sumedang masih bisa hadir di Klaten untuk melihat dari dekat apa yang telah kami capai,” ucapnya.
Terkait dengan pengembangan pertanian, Klaten telah memanfaatkan teknologi nuklir bekerja sama dengan Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) untuk mengembangkan padi jenis Rojolele dan telah diuji tanam di berbagai tempat.
“Dengan teknologi ini, dalam tiga bulan sudah bisa dipanen namun kualitasnya tetap sama dengan Rojolele yang masa tanamnya lebih lama,” ucapnya.
Dikatakan Sujarwanto, Pemkab Klaten juga menunjuk beberapa desa sebagai lumbung pangan daerah yang diberikan alokasi dana langsung dari Pemerintah Daerah.
“Dengan cara itu, sampai saat ini kami tidak ada kekhawatiran kekurangan pangan karena termasuk daerah yang surplus pangan. Daya beli para petani juga masih terjamin meski terdampak Covid,” tuturnya.
Ia pun menerangkan, daerahnya dikenal dengan Kota Seribu Umbul (mata air) karena hampir di semua kecamatannya memiliki sumber mata air alami yang melimpah sebagai potensi untuk dikembangkan pemerintah desanya masing-masing melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
“Ada yang mengelolanya sebagai produk air kemasan, ada juga menjadi kawasan wisata air. Semuanya dikelola oleh Bumdes,” katanya.
Sekda Kabupaten Klaten Joko Sawadi menambahkan bahwa desa yang akan membangun atau mengembangkan potensi desanya terlebih dahulu melakukan ekspos di hadapan TAPD dan Kepala Daerah terkait studi kelayakannya.
“Jika hasil pemaparan proyek disetujui dan dianggap layak, maka akan mendapatkan bantuan minimal Rp. 250 juta untuk pembangunan awal. Pada kenyataannya ada yang sampai mendapatkan dana Rp. 1 miliar,” ucapnya.
Diantara hasil dari pengelolaan Bumdes Tirta Mandiri Umbul Ponggok, lanjut Sekda, bisa untuk membayar BPJS warga desanya, bahkan membiayai kuliah melalui Program 1 Rumah Satu Sarjana mengingat pemasukan Bumdes untuk APBDes mencapai Rp. 15 miliar pada Tahun 2020.
“Dari 391 desa, 357 desa sudah punya Bumdes. Masing-masing Bumdes diberi kesempatan untuk membentuk unit-unit usaha yang berbadan hukum. Rata-rata 10 unit usaha di luar pengelolaan mata air (umbul),” jelasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Wabup Sumedang Erwan setiawan didampingi oleh Sekda Herman Suryatman, para Asisten Setda, dan beberapa Kepala Perangkat Daerah. (abas)