BANDUNG,- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat memverifikasi 113 ribu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan bantuan.
Demikian disampaikan Kepala Bagian Humas Pemkot Bandung, Soni Teguh saat menghadiri serangkaian acara Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan seminar bertajuk Cermat Memilih Investasi, yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bandung, di Hotel Courtyard, jalan Ir. H. Juanda nomor 33, Dago, Kota Bandung, Selasa (15/9/2020).
Menurut Soni, pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada sektor ekonomi di Kota Bandung dan bahkan negara Indonesia. Dengan demikian, pihaknya mengaku saat ini tengah membangkitkan kembali perekonomian, khususnya UMKM.
“UMKM menjadi salah satu penopang ekonomi kita, dan secara nasional. Sehingga kita melakukan refocusing kepada UMKM. Ada 113 ribu UMKM di Kota Bandung yang diverifikasi agar mendapatkan bantuan,” ungkap Soni.
Ia menuturkan, saat ini perekonomian Kota Bandung seiring adanya kebijakan pemerintah, menunjukan perbaikan.
“Hal itu seperti sudah dibukanya kembali pasar dan hotel. Bagi pengusaha yang memang modalnya kuat, saat ini sudah kembali berusaha,” kata dia.
Soni menambahkan, sasaran Kota Bandung saat ini juga salah satunya membangun investasi mulai dari masyarakat.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Bandung, Tedi Rusmawan menjelaskan, Kota Bandung menjadi salah satu kota terbesar dalam menganggarkan anggaran penanggulangan Covid-19.
“Saat ini Kota Bandung sudah memasuki ke pemulihan ekonomi. Kita dari Juni lalu mendorong gerakan Bandung Bangkit, terlebih ketika melihat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat menunjukan angka minus,” jelas Tedi.
Ditambahkan, saat ini sejumlah tempat usaha sudah mulai dibuka meski banyak juga yang gulung tikar akibat dampak pandemi.
“Saat ini tempat hiburan pun sudah dibuka. Kemduian dalam pemulihan ekonomi ini pun kita menyiapkan beberapa langkah, antara lain cepat, tepat, skala prioritas dan terukur, creative colaboration dan inovasi,” Tedi menambahkan.
Meski begitu, dirinya mengakui adanya dampak negatif dengan dibukanya kembali sejumlah tempat usaha dan pusat keramaian.
“Dampaknya di Kota Bandung ada lagi orang yang terpapar Covid-19. Maka dari itu kita seolah berlomba bagaimana caranya perekonomian tumbuh, tapi jumlah warga terpapar virus tidak ada,” pungkasnya. (Boni)