SUMEDANG,– Dalam rangka memperingati 113 tahun wafatnya pahlawan nasional, Cut Nyak Dhien, Pemerintah Provinsi Aceh bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang menggelar kegiatan bertajuk “Cut Nyak Dhien, Cahaya dari Negeri Aceh” yang dipusatkan di Gedung Negara, Sabtu (20/11).
Selain Ziarah ke Makam Cut Nyak Dhien di Gunung Puyuh, dalam kegiatan tersebut ditampilkan pertunjukan seni budaya dari dua daerah diantaranya pertunjukan Seni Pencak Silat Sumedang oleh Paguron Gagak Lumayung, Tarian Ratoh Jaroe dan Tari Seudati dari Aceh dan kolaborasi dua dudaya dalam pertunjukan Meulanton Aceh bersama Musik Tradisional Tarawangsa Sumedang oleh Cut Mitha Moetia dan Eva Purnama Dewi.
Acara tersebut dihadiri Ketua TP PKK Aceh yang juga istri Gubernur Aceh Dyah Erti Idawati, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Almuniza Kamal, Ketua Umum Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda Surya Darma dan istri, Kabid Sejarah dan Nilai Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Evi Mayasari dan Ketua Keluarga Masyarakat Aceh Sumedang (Kamas) Yusuf.
Sedangkan dari Sumedang, turut hadir Bupati H. Dony Ahmad Munir beserta istri Hj. Susi Gantini, Sri Radya Keraton Sumedang Larang HRI Lukman Soemadisoeria, Kadisparbudpora Bangbang Rianto, Kepala Dinsos P3A Dikdik Sadikin, Kepala Badan Bappppeda Hj. Tuti Ruswati dan beberapa pejabat lainnya.
Dalam sambutannya Bupati Dony menyebutkan, kegiatan tersebut merupakan sarana untuk mempersatukan Aceh dan Sumedang dalam bingkai budaya, sejarah dan seni.
“Saya harap kegiatan ini bukan pertemuan yang pertama dan terakhir, melainkan harus ada tindak lanjut ke depannya, terutama dalam menumbuhkan ikatan antara masyarakat Aceh dengan masyarakat Sumedang,” kata Bupati.
Dikatakan, dengan memperingati perjuangan Cut Nyak Dhien dalam menjaga keutuhan bangsa dari rongrongan penjajah, diharapkan dapat menjadi contoh serta teladan bagi generasi penerus dalam mengisi kemerdekaan.
“Tentunya kegiatan ini bisa menjadi spirit bagi kita semua, terutama untuk menjadi manusia yang tangguh dan mandiri dalam memberikan kontribusi yang positif dalam mengisi kemerdekaan untuk memajukan negara dan bangsa,” tutur Bupati.
Kedepannya kegiatan tersebut dapat menjadi agenda rutin yang dikemas menjadi Festival Cut Nyak Dhien sebagai event pariwisata.
“Kegiatan ini ke depannya akan dibuat menjadi event tahunan. Kami juga akan bekerja sama dengan Pemerintah Aceh untuk meningkatkan perekonomian dan pariwisata,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati menyebutkan, Cut Nyak Dhien adalah simbol emansipasi perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan yang hendaknya dicontoh oleh generasi muda.
“Masalah gender sama sekali tidak menghalangi Cut Nyak Dhien untuk tampil di medan tempur. Baginya, gender adalah kodrat, sedangkan perjuangan dan kepemimpinan adalah hak semua orang. Paling tidak inilah sisi lain keteladanan yang diajarkan Cut Nyak Dhien kepada kita semua, terutama kaum wanita di negeri ini,” katanya.
Diah mengapresiasi atas terealisasinya kegiatan tersebut sehingga mampu mempererat tali persaudaraan di antara dua daerah meskipun waktunya diundur dari rencana semula.
“Terima kasih atas terselanggaranya acara ini yang sedianya digelar pada 6 November. Hubungan antara Aceh dengan Sumedang tak akan terputus, apalagi disandingkan dengan pertukaran kebudayaan, kuliner, ekonomi dan lainnya,” katanya.
Kunjungan rombongan Aceh dilaksanakan selama dua hari. Rencananya pada hari kedua, Minggu 21 November 2021, akan diisi dengan kunjungan ke Keraton Sumedang Larang, Museum Prabu Geusan Ulun, dan Rumah Singgah Cut Nyak Dhien, pertunjukan budaya dan kunjungan wisata. (bas/hms)