BANDUNG – Komandan Sektor ( Dan sektor) 21 Satgas Citarum Harum Kolonel Inf Yusep Sudrajat, S.IP., M.Si., tinjau kegiatan korve pengangkatan sampah dan sedimentasi di pintu air irigasi Sungai Cikeruh.
Pintu air irigasi ini berada di Kampung Sukarame, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Kegiatan korve diawali dengan apel yang dipimpin oleh Waaster Kasdam III/Siliwangi Letkol Kav Mujahidin, yang melibatkan sekitar 100 orang dari unsur gabungan Muspika Cileunyi, Danramil Rancaekek, kepala desa, jajaran Satgas Citarum Sektor 21 Sub Sektor 01 dan Sub Sektor 02, serta warga masyarakat.
Sejumlah alat berat dan dump truk tampak berada di lokasi untuk membantu mengangkat material yang berada di pintu air.
Kol Yusep mengatakan pembersihan ini merupakan tindak lanjut dari pemberitaan di salah satu media cetak.
“Hari ini kita Sektor 21 Satgas Citarum melaksanakan pembersihan pengangkatan sampah di Sungai Cikeruh. Ini adalah tindak lanjut dari pemberitaan salah satu media cetak yang menyatakan bahwa di Sungai Cikeruh sampah menumpuk, khususnya di pintu air sungai Cikeruh.Kita cek ke lapangan dan benar adanya, ” kata Kol Yusep.
Lanjut Kol Yusep, sampah itu tidak bisa dikerjakan dan dibereskan segera dengan cara manual oleh anggota maupun masyarakat, perlu dibantu dengan alat berat.
“Sehingga sejak tadi dini hari pukul 01.00 WIB, dikerahkan alat berat 2 unit dan 12 dump truk,” jelas Kol Yusep.
Masih kata dia, pihaknya sudah mengecek lokasi yang merupakan pintu air proyek BBWS ( Balai Besar Wilayah dan Sungai) tersebut.
“Saya sudah mengecek lokasi ini, pintu air ini adalah proyeknya BBWS yang sedang dikerjakan oleh PT Karunia Guna Inti Semesta selama tiga tahun. Ada proyek pintu air dan normalisasi sepanjang kurang lebih 3 Km ke arah hulu. Hingga hari ini hasil pekerjaan belum diserahterimakan kepada BBWS atau pemerintah, karena sekarang masih ada pekerjaan pengangkatan tanah dan pembebasan lahan,” ujarnya.
Jadi, sambungnya, sungai di area ini tidak ada airnya, karena tiga kilometer dari sini arah aliran dialihkan ke tempat lain. Sungai ini sementara seperti sungai mati. Artinya, selama sekian tahun ini, sampah menyatu dengan tanah sedimen.
“Kita tidak masuk kesini, karena selama masih dalam proses pekerjaan, tanggung jawab masih pada kontraktornya. Tapi tadi saya sudah berkomunikasi dengan Pak Maman dari PT Karunia Guna Inti Semesta, walau pekerjaan ini belum diserahterimakan ke pemerintah atau BBWS, kebersihannya harus dijaga,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa sampah di lokasi tersebut tidak sampai ke Sungai Citarum karena tidak ada airnya.
“Sampah disini tidak akan terbawa sampai ke Sungai Citarum karena tidak ada airnya, tapi sampah ini tetap kami bersihkan, tidak ada masalah. Saya sarankan untuk buat TPS atau incinerator, sehingga masyarakat tidak membuang sampahnya ke sungai,” kata Dansektor 21 ini.
Saran Kol Yusep pada awak media dan masyarakat yang ingin mengambil dan menyebarkan informasi kepada publik agar mencari narasumber yang bertanggungjawab di wilayah.
“Beritanya agar tidak menjadi liar, narasumber yang bertanggungjawab agar diberikan ruang untuk menyampaikan penjelasan. Kita di Sektor 21 mengambil positifnya, dengan adanya berita terkait lokasi sampah di pintu air ini, kita segera ambil tindakan,” pungkasnya.**
Elly