SUMEDANG,– Sebanyak 50 dari 300 orang penggarap lahan perwakilan dari Desa Cilayung, Cibeusi, dan Cileles Kecamatan Jatinangor melakukan aksi mogok makan di Desa Cilayung, Senin (15/8/2022).
Juan salah seorang warga mengaku, semenjak adanya pembangunan tol Cisumdawu, pihaknya tidak mempunyai mata pencaharian, sebab lahan milik pemerintah yang digarap warga dijadikan proyek nasional.
“Kami bersama penggarap lainnya melakukan aksi mogok makan bersama, dengan harapan pemerintah dapat memperhatikan nasibnya. Setidaknya kami bisa diberikan lagi lahan atau ganti kerohiman, karena sudah menggarap lahan yang dibangun jalan tol tersebut puluhan tahun,” katanya.
Sementara itu, penerima kuasa dari para penggarap Muhammad Taher Derlen mengaku, menerima kuasa dari para penggarap dan juga penerima pemilik berponding Indonesian atau alas hak dari ahliwaris raden wirata kusuma perponding 4144, 4145 yang terdaftar an raden wiratama kusuma.
“Kita selama ini untuk penggarap dan pemilik perponding tidak ada masalah, namun karena adanya penggusuran, maka jadilah masalah, karena didalam penggusuran tersebut tidak pernah ada ganti rugi, tidak pernah ada pembayaran kepada pemilik alas hak,” katanya.
Ia mengaku, tuntutan para penggarap dan hak pemilik surat alas hak yang harus dibayar, maka selama itu belum di bayar akan terus berjuang.
“Saya pikir, negara lebih mengetahui haknya para penggarap dan hak pemilik surat alas hak berapa yang harus dibayar, maka selama itu belum di bayar kamipun akan terus berjuang,” katanya.
Menurutnya, aksi mogok makan akan dilakukan selama 3 hari, setelah 3 hari dilanjutkan dengan longmarch ke Jakarta untuk menemui Presiden RI di istana. (abas)