SUMEDANG,– Sejumlah pedagang Ubi Cilembu yang biasa berjualan di kawasan Cadas Pangeran Kabupaten Sumedang mengaku terdampak dari dibukanya Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu).
Demikian disampaikan Kepala Dinas Koperasi Perindustrian Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKMP) Kabupaten Sumedang, Hari Tri Santosa usai melakukan koordinasi dan pendataan pedagang Ubi Cilembu, di Cadas Pangeran, Rabu (15/2/2023).
Hari menyebutkan, berdasarkan pendataan, pedagang aktif Ubi Cilembu di sekitar Cadas Pangeran berjumlah 29 orang dan merupakan warga Desa Cijeruk.
“Para pedagang mengaku terimbas dengan dibukanya Tol Cisumdawu. Sebelum tol dibuka, mereka bisa mendapat hasil penjualan Rp1 juta sampai dengan Rp1,5 juta per hari. Namun setelah adanya jalan tol, penjualan mereka mengalami penurunan hingga 90%, antara Rp15 ribu sampai Rp50 ribu per hari, bahkan ada beberapa yang tidak laku sama sekali dalam sehari,” papar Hari.
Dengan kondisi ini, Hari mengaku sangat prihatin. Ia mendorong Pemerintah Kabupaten Sumedang mencarikan solusi.
“Tentunya miris ketika mendapati masyarakat yang tengah terhimpit ekonomi. Bahkan dua orang pedagang mengaku anaknya nyaris putus sekolah. Ini tentu tidak kami harapkan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Hari mengaku akan berusaha menyelamatkan para pedagang ini dengan cara mengajukan dibukanya wisata menarik di sekitar Cadas Pangeran atau lahan rest area Tol Cisumdawu.
“Solusinya adalah tempat wisata dan rest area. Kita tahu, tempat wisata menjadi daya tarik kunjungan bagi warga Sumedang atau luar Sumedang. Jika saja pedagang ini pindah ke tempat wisata, tentu bisa akan menjadi peluang bagus meningkatkan kembali penjualan mereka,” papar mantan Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sumedang itu.
Mantan Camat Pamulihan ini lantas mengutarakan solusi kedua untuk menyelamatkan para pedagang Ubi Cilembu, yakni memanfaatkan rest area Tol Cisumdawu.
“Solusi yang juga terbaik adalah memberi lahan rest area Tol Cisumdawu kepada para pedagang ini. Jongkonya juga harus gratis, serta pedagang tetap tidak menutup warung di Cadas Pangeran. Kalau berjualan di rest area, ‘kan mereka bisa mendapat tambahan, sehingga diharapkan ekonomi mereka kembali stabil,” tutup Hari. (abas)