SUMEDANG,– Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman bersama jajaran Forkopimda mengikuti puncak acara Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) Tahun 2021 secara virtual di Pendopo Setda Kabupaten Sumedang, Senin (28/6/2021).
Peringatan yang mengusung tema “Perang Melawan Narkoba (War On Drugs) di Era Pandemi Covid-19 menuju Indonesia Bersinar” dipimpin langsung oleh Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin serta diikuti oleh para Menteri Kabinet Indonesia Maju, para Kepala Daerah dan Forkopinda dari seluruh Indonesia secara virtual.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komisaris Jendral Polisi Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M dalam laporannya menyampaikan, langkah strategis BNN dalam upaya perang melawan Narkotika yaitu melalui aktivitas pencegahan agar masyarakat memiliki ketahanan diri dan daya tangkal terhadap penyalah gunaan narkotika.
“Selain itu, juga dilakukan upaya rehabilitasi bagi para pecandu dan penyalahguna Narkotika, memfokuskan pada aspek penegakan hukum yang tegas dan terukur dalam menangani sindikat narkotika, serta penggunaan teknologi informasi di era digital,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, peringatan HANI sebagai bentuk keprihatinan dunia terhadap korban penyalahgunaan narkotika sekaligus wujud perlawanan terhadap salah satu kejahatan luar biasa yang menjadi tantangan negara-negara di seluruh dunia.
“Saat ini seluruh negara dan masyarakat internasional masih menghadapi dua musuh besar, yaitu bencana kesehatan yang menjadi ancaman bagi kemanusiaan di abad ini yaitu pandemi Covid-19 dan narkotika,” ucapnya.
Ia menambahkan, imbas dari keduanya melanda semua lini kehidupan manusia, mulai dari individu, keluarga, masyarakat hingga negara.
“UNODC dalam laporan terbarunya yang dirilis tanggal 24 Juni 2021 menyebutkan bahwa sekitar 275 juta orang di dunia menggunakan Narkoba pada tahun 2020. Antara tahun 2019-2020 jumlahnya meningkat sebesar 22%, sementara secara global jumlah pengguna Narkoba diperkirakan akan meningkat 11%,” ucapnya.
Dikatakan Wapres, hasil survei penyalahgunaan Narkoba tahun 2019 oleh BNN bersama LIPI menunjukan angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba di Indonesia mencapai 1,80% atau sekitar 3.419.188 jiwa.
“Dapat dikatakan terdapat 180 jiwa dari tiap 10.000 penduduk Indonesia umur 15-64 tahun terpapar Narkoba,” ujarnya.
Wapres K.H. Ma’ruf Amin mengatakan, banyak jaringan sindikat yang beroperasi dengan menyelundupkan narkoba melalui jalur laut yang berimplikasi meningkatnya kawasan bahaya Narkoba di seluruh Indonesia.
“Berdasarkan data dan fakta yang terjadi, sebagian besar Narkoba berasal dari luar negeri. Diselundupkan dan dikendalikan oleh sindikat internasional bekerjasama dengan sindikat dalam negeri,” ungkapnya.
Masih kata Wapres, peredaran Narkoba sudah merambah hingga ke desa-desa serta melibatkan kalangan perempuan dan anak-anak, baik sebagai kurir maupun penyalahguna.
“Transaksi Narkoba pun bermutasi dari modus operasi tradisional kepada penggunaan teknologi secara daring dalam berbagai bentuk,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, perang melawan Narkoba memerlukan sinergitas dan kerja sama di tingkat nasional, regional, maupun internasional, terutama dalam kegiatan penyelidikan, tukar menukar informasi, dan operasi bersama.
“Tindakan yang tegas, keras, dan terukur melalui upaya penindakan hukum sangat perlukan,” ungkapnya.
Sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2020 tentang RAN P4GN (Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) Tahun 2020-2024, pemerintah berkomitmen untuk menjalankan mandat konstitusi yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dari bahaya Narkoba.
“RAN P4GN ini akan dapat berjalan secara optimal dengan adanya kerja inklusif dan kolaborasi semua pihak, mulai dari lembaga, pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat Indonesia,” katanya.
Wakil Presiden meminta BNN RI selaku leading sector dalam P4GN untuk melakukan langkah-langkah strategis terutama dengan memperkuat intervensi ketahanan keluarga, mengedukasi secara dini anak-anak dan masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba, mendorong kontribusi dan partisipasi lembaga terkait seperti lembaga pendidikan dan organisasi serta kelompok masyarakat.
“Saya juga meminta kepada seluruh pihak terkait untuk berjuang bersama, menjadi pelopor dalam melawan Narkoba dan pandemi Covid-19 dengan senantiasa melakukan pencegahan dan perlindungan keluarga dari Narkoba serta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin,” ujar Wapres.
Di akhir sambutannya Wakil Presiden mencanangkan Program “Desa Bersih Narkoba atau Desa Bersinar Menuju Indonesia Bersih Narkoba (Bersinar)”.
“Masyarakat desa menjadi salah satu ujung tombak upaya pemulihan ekonomi nasional untuk mencapai pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Masyarakat desa memiliki potensi dan kekuatan besar dalam melawan Narkoba secara bersama-sama,” ujarnya. (bs/hms)