SUMEDANG,- Cuaca di Kabupaten Sumedang Jumat siang itu cukup terik. Aman (70 tahun) tampak hanya bisa berbaring di atas kasur berukuran cukup kecil, hanya cukup untuk menampung tubuhnya sendiri. Sesekali, Aman sibuk mengusap keringat bercucuran di bagian wajahnya yang nampak lesu.
Ya, begitulah kesibukan Aman sehari-hari. Warga RT 01/RW 08 Dusun Bojong Eureun, Desa Cibeusi Kec. Jatinangor Kab. Sumedang, Jawa Barat yang hanya bisa berkutat di atas kasur setiap harinya karena menderita lumpuh.
Meski begitu, Aman tak pernah putus asa menghadapi kehidupan. Ia tetap tegar. Tetap bisa tersenyum dan bercanda meski dalam keterbatasan.
Namun siang itu, wajah Aman terlihat bercampur aduk, antara ceria, terharu dan bersedih. Tergambar jelas di wajahnya. Ia tersenyum lebar saat menyambut sejumlah orang berseragam coklat. Aman seolah tak ingin menunjukan keterbatasannya, ia berusaha tegar, gembira maski pada akhirnya air mata Aman tercucur membasahi pipi.
Diketahui, sejumlah orang berpakaian coklat itu dari Kepolisian Jatinangor, termasuk didalamnya Kapolsek Jatinangor Kompol Noorjamil didampingi Kanit Intel IPDA Ucu Abdurrahman yang mengemban misi khusus dalam rangka hari ulang tahun Bhayangkara ke 73.
Semangat tambahan untuk menjalani hidup seolah mengalir di nadi Aman ketika rombongan Polsek Jatinangor menyerahkan bantuan kepada dirinya. Bukan karena ia ingin dikasihani, namun Aman merasa masih ada pihak yang peduli dengan keadaannya.
“Nuhun pak polisi, telah sudi menginjakan kaki ke rumah saya yang begini adanya. Saya tidak bisa menjamu bapak-bapak karena kondisi saya seperti ini, jangan kapok ke rumah saya,” ucap Aman, lirih.
Dengan selalu mengenakan kaos kaki agar kaki Aman tetap terjaga hangat, matanya mulai berkaca-kaca ketika Noorjamil berkata; “Sabar pak. Kita semua ada bersama bapak. Tuhan juga tidak tidur, pasti memberikan nikmat kepada bapak. Bapak adalah orang yang tegar, sosok bapak yang hebat, hingga sampai hari ini tidak pernah putus asa.”
Isak tangis Aman pun pecah, ia berusaha menutup matanya dengan kedua tangan seolah tak ingin menunjukan air matanya kepada tamu istimewa itu. Dengan bicara berbata-bata serta melawan nafsu tak ingin menangis, Aman menjawab pernyataan polisi itu. “Nuhun pak, saya akan berusaha tegar,” ucap Aman yang seketika itu berhasil melawan dan menghentikan air matanya membasahi pipi.
Usai menjenguk dan menyerahkan bantuan, Noorjamil menyebutkan, Aman merupakan penderita lumpuh, yang saat ini tengah terbujur kaku dan tidak bisa berjalan selama 18 tahun.
“Maka pada momentum hari jadi Bhayangkara ke-73, kami menggelar kegiatan sosial, termasuk mengunjungi Pak Aman, memberikan semangat kepadanya, bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna, serta di mata tuhan, kita semua sama, tidak ada yang istimewa,” ungkapnya.
Sementara itu, Satnah (63) istri Pak Aman mengaku turut bahagia dengan kunjungan dari Polsek Jatinangor.
“Terus terang saya juga ikut menangis jika meratapi keadaan ini. Selain terharu, saya juga ucapkan terimakasih kepada pak Kapolsek yang telah berkenan datang ke rumah,” ucap Satnah yang selalu setia menemani dan merawat suaminya.
Dengan berlinang air mata, Satnah lantas menceritakan bahwa suaminya mengalami kelumpuhan sejak tahun 2000, ketika Aman harus mengalami kejadian pahit karena kecelakaan saat bekerja.
“Suami saya dulu hanya tukang bangunan. Namun takdir mengharuskan suami saya mengalami kecelakaan, ia terjatuh saat bekerja. Kami pun iklhas menerima kejadian ini karena merupakan takdir dari Allah,” ujar Satnah yang mulai sibuk mengusap air mata.
Setelah mendapatkan perawatan, katanya, hingga kini kondisi Aman menjadi lumpuh. Kedua kakinya tidak bisa berjalan normal.
“Dengan kondisi itu, pengobatan hanya dilakukan dengan rawat jalan ke klinik kesehatan terdekat. Tapi tidak memberikan perubahan atas kondisi suami saya. Kami hanya bisa pasrah dan bersabar, akan tetapi jika ada pihak yang memperhatikan, tentu kami mengapresiasinya,” pungkasnya. []
Abas