JAKARTA,– Bertempat di Batik Kuring, SCBD, Jakarta, Jumat, 29 November 2019, Tim Penggalangan Opini dan Media Bamsoet (Tim 9) yang dipimpin Cyrillus Kerong melakukan jumpa pers.
“Rezim Airlangga paranoid, salah satunya terbukti saat rapat pleno Golkar 27 November waktu lalu kami anggap telah melanggar AD/ART partai yang seharusnya kita jaga. Suasananya sangat intimidatif, agenda agenda rapatnya dengan cara manipulatif. Di ruang pleno pun muncul para petugas keamanan internal partai berseragam loreng dengan jumlah banyak dan mengelilingi forum terhormat itu,” papar Amriyatin Amin, salah seorang Tim-9 yang juga Pengurus Pleno DPP Partai Golkar saat diminta testimoninya ole Ketua Tim, Cyrillus Kerong.
Kemudianhal ini berlanjut terhadap pembahasan 9 poin catatan hitam untuk rezim Airlangga sebagaimana yang mereka sampaikan. Di antaranya disebut sebagai ‘Pernyataan Sikap’ Tim-9, yang antara lain: Intrik dan jurus akal-akalan politik dari rezim Airlangga untuk memuluskan dirinya terpilih kembali dalam Munas X.
Rezim Airlangga mengeluarkan berbagai keputusan organisasi secara sembarangan melalui cara-cara yang cacat mekanisme dan substansi, yakni yang sungguh-sungguh bertentangan dengan AD/ART Partai Golkar. Akibat tata kelola organisasi yang amburadul ini, tata kelola organisasi Partai Golkar pun menjadi berantakan, mulai dari pusat hingga ke daerah.
Lainnya, akibat ketidakberesan kepemimpinan rezim Airlangga, pada akhir Agustus 2019 (memasuki satu tahun sejak Rapat Pleno terakhir digelar pada 27 Agustus 2018), sebanyak 141 Pengurus Pleno DPP Partai Golkar melakukan Mosi Tidak Percaya kepada kepemimpinan Airlangga.
Pasca peristiwa Mosi Tidak Percaya, pelaksanaan Rapat Pleno DPP baru bisa terealisasi pada 5 November 2019, dan kemudian pada Rapat Pleno 27 November dalam rangka persiapan Munas.
Cyrillus Kerong, diakhir acara memastikan bahwa Rencana Musyawarah Nasional (Munas) X Partai Golkar di Jakarta tanggal 3-6 Desember 2019, memang secara terus menerus dicemari dan dinodai oleh intrik dan jurus politik akal-akalan dari kubu Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, yang juga calon ketua umum incumbent.
“Telah terjadi manipulasi substansi AD/ART Partai Golkar, peraturan organisasi, dan konsensus berorganisasi yang lazim berlaku di tubuh Partai Golkar,” katanya.
Peristiwa terkini, imbuhnya, Rapat Pleno DPP Partai Golkar pada Rabu 27 Nobember 2019 yang dipimpin Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto di Aula Kantor DPP Partai Golkar dengan agenda penjelasan materi Munas, diwarnai oleh akal-akalan dari kubu Airlangga Hartarto, yang berakibat pada tidak disahkannya materi Munas oleh Rapat Pleno DPP.
Menyikapi jurus politik akal-akalan dari rezim politik Airlangga selama ini, dan yang teraktual peristiwa Rapat Pleno DPP Partai Golkar pada Rabu, 27 November 2019, yang sarat anomali (keanehan).
Peserta Konferensi Pers:
Cyrillus Kerong (Ketua Tim 9)
Viktus Murin (Jubir Bamsoet/Wasekjen DPP Partai Golkar)
Fransiskus Roi Lewar (Anggota Tim 9)
Mahadi Nasution (Anggota Tim 9)
Sultan Zulkarnain (Anggota Tim 9)
Eddy Lanitaman (Anggota Tim 9)
Gaudens Wodar (Anggota Tim 9)
Amriyati Amin (Pengurus Pleno DPP)
Marleen Petta (Pengurus Pleno DPP)
Difla Olla (Pengurus Pleno DPP)
Dina H (Pengurus Pleno DPP). (PpRief/Rahma)