LAMSEL,- Sejumlah petani cabai di Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan mengeluh. Pasalnya, harga jual cabai anjlok, sangat murah dan tidak sebanding dengan modal awal.
Berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah area persawahan Jumat (8/2/2019), banyak batang cabai yang disemprot mati dan dibabat habis untuk diganti tanaman lain.
Hartoyo (35), petani asal Sidowaluyo menyampaikan, saat ini harga cabai merah kriting dengan kualitas baikRp 8.000 per kilogram yang diterima tengkulak. Untuk cabai kualitas sedang Rp 6.000 dan hijau Rp 4.000.
“Seandainya harga cabai masih tetap seperti ini, banyak petani merugi, karena biaya penanaman dan upah memetik itu sudah mahal. Kami metik diupahkan satu hari Rp 50.000,” katanya, Jumat (8/2/2019).
Menurut Hartoyo, di bulan Januari curah hujan sangat tinggi, sehingga tanaman cabai sangat rentan dengan penyakit.
Hal senada disamapaikan Kades Sidowaluyo Haroni. Menurutnya, banyak petani cabai menyampaikan kepada dirinya terkait murahnya harga cabai dan terkena penyakit patek, sejenis jamur.
“Saya sendiri belum tahu dampakya karena apa. Saya juga gak tahu untuk menanggulanginya bagaimana,” ujarnya.
Ia mengaku miliki lahan perkebunan cabai setengah hektar, dan hampir rata-rata seluruh petani menyemprot mati tanaman cabai karena kecewa dengan anjolknya harga.
“Jika tetap dipertahankan percuma, apalagi cabai yang sedang terkena patek terkena hujan dua hari tambah parah,” ujarnya.
Ia berharap, pemerintah bisa mengatasi dan menemukan solusi persoalan ini untuk membantu para petani.
Andy