BANDUNG, — Ketua DPRD Kota Bandung H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., beserta Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Ir. Kurnia Solihat dan H. Achmad Nugraha, D.H., S.H., menghadiri acara Road Show Bus KPK “Jelajah Nusantara,” di depan Gedung Sate, Bandung, Minggu (2/7/2023).
Acara ini dihadiri Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI Dr. Ir. Wawan Wardiana, M.T., Plh. Wali Kota Bandung Ema Sumarna, serta para petinggi unsur Forkopimda Kota Bandung.
Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan menuturkan, DPRD Kota Bandung mengapresiasi kegiatan KPK ini. Ada beberapa hal prinsip untuk mencegah korupsi. Mudah-mudahan ini kegiatan yang bisa diimplementasikan di Kota Bandung.
Khusus Kota Bandung, ia berharap ada penguatan dari inspektorat agar aspek-aspek yang menjadi kunci pencegahan korupsi bisa diterapkan di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung.
Dalam tema besar yang khusus diusung untuk Pemilu 2024, kata Tedy, tentu DPRD Kota Bandung sangat mendukung dan harus terus digaungkan sejak awal sebagai bagian edukasi untuk masyarakat. Banyak jargon-jargon yang sangat menarik mudah-mudahan bisa disosialisasikan di berbagai sudut Kota Bandung.
“Dengan bahasa yang mudah dicerna akan semakin menguatkan Pemilu yang bersih dan melahirkan para pemimpin yang berintegritas dan memiliki kompetensi,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Achmad Nugraha mengatakan, gerakan yang diterapkan KPK ini tergolong luar biasa. Acara road show KPK ini akan menambah upaya pencegahan korupsi yang sudah diterapkan DPRD Kota Bandung.
Dalam beberapa kegiatan termasuk saat reses, kata Achmad, DPRD Kota Bandung terus menggaungkan perilaku antikorupsi kepada masyarakat karena efek buruk yang akan menimpa akan berpengaruh pada pembangunan SDM Kota Bandung ke depan.
“Ada tema yang paling penting sekali, ‘Hajar Serangan Fajar.’ Ke depan, masyarakat harus sudah tahu calon siapapun, tidak ada lagi orang yang memanfaatkan masyarakat dengan uang. Karena ini akan berdampak ke masa depan Kota Bandung. Siapapun calon wali kota, anggota legislatif, tidak boleh lagi melakukan money politic. Masyarakat harus menjaga harga diri, tidak bisa dibeli uang sebesar apapun,” tutur Achmad.
Wakil Ketua DPRD Kota Bandung Kurnia Solihat menyatakan, perilaku antikorupsi sangat dipengaruhi oleh karakter seseorang. Oleh karena itu, kunci utama budaya antikorupsi ialah menanamkan pendidikan moral dan akhlak yang kuat agar selalu terbiasa menghindari potensi koruptif.
“Bagaimana pun sistem yang baik, aturan yang baik, tanpa moral dan akhlak yang baik, korupsi tetap akan terjadi. Yang paling penting bagi kita semua adalah kembali kepada diri masing-masing. Moralnya, integritasnya harus dipertegas. Dengan integritas, yang dipermasalahkan bukan aturan yang menghalangi, tetapi akan muncul kepercayaan pada Yang Maha Melihat. Tidak ada yang lain. Kembali kepada diri, dia harus yakin bahwa hidup tidak kekal di dunia, tetapi di akhirat. Apa yang akan dibawa ke akhirat,” tuturnya. **