MAYBRAT,– Pj. Bupati Maybrat, Bernhard E. Rondonuwu berdiskusi dengan Pemuda Indonesia Mengajar yang merupakan anak-anak muda sarjana terpilih yang direkrut, dilatih dan dikirimkan oleh Indonesia Mengajar untuk membersamai masyarakat sebagai guru di pelosok Indonesia selama 1 tahun.
“Generasi muda terbaik merupakan keterwakilan dari kompetensi kelas dunia. Pada saat bersamaan Pengajar Muda (PM) akan belajar kepemimpinan selama penempatan agar mereka memiliki pemahaman yang utuh terhadap masyarakat akar rumput,” jelas Bernhard, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya, Indonesia Mengajar percaya bahwa kualitas pendidikan di suatu daerah sangat terkait erat dengan bagaimana seluruh masyarakatnya turut andil dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang baik.
“Oleh karena itu, kompetensi yang dimiliki oleh para Pengajar Muda akan membantu mendorong masyarakat agar semakin berdaya dalam menciptakan ekosistem pendidikan tersebut,” jelasnya.
Di daerah penempatan, PM diharapkan dapat berkolaborasi dengan berbagai pihak, menjadi guru bagi anak-anak di daerah dengan cara mengajar yang kreatif, serta mengenal lebih dalam konteks akar rumput Indonesia melalui interaksi dengan masyarakat dari level desa hingga kabupaten.
“Persaudaraan yang terbentuk oleh Pengajar Muda di seluruh pelosok Indonesia akan semakin merajut tenun kebangsaan Indonesia,” kata Bernhard.
Setelah mereka kembali dari daerah penempatan, para PM diharapkan dapat berkarir di bidangnya masing-masing.
“Bukankah Indonesia akan semakin sejahtera apabila kelak sejumlah tokoh kunci di berbagai bidang: BUMN, swasta, pemerintahan, lembaga penelitian, dan lainnya diisi oleh figur-figur yang peduli pendidikan? Mereka akan sangat memahami realitas masyarakat Indonesia, karena mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat,” katanya.
Sekedar informasi, Pj. Bupati Maybrat berdisuksi dengan para anak-anak muda yang sudah sekitar 6 bulan mengajar di distrik-distrik dan kampung di Kabupaten Maybrat.
Ia mengevaluasi masukkan bagi Pemkab Maybrat. Ada beberapa hal yang diungkapkan Pemuda Indonesia Mengajar, dari mulai sistem pendidikan, infrastruktur, sosialisasi serta psikis dari anak didik serta tenaga pengajar.
Bernhard juga menanyakan dampak Metode Gasing di lingkungan sekolah dan masing-masing anak.
“Para pemuda ini memberikan keterangan yang ternyata sangat baik, bagi anak-anak yang sudah di ajari metode Gasing mereka lebih termotovasi dan semangat untuk belajar, daya konsentrasi meningkat,” katanya.
Ia juga menyampaikan, ada beberapa poin yang akan dilaksanakan dan menjadi konsentrasi Pemkab Maybrat, yaitu Kompetensi Guru, Literasi Pengajar dan Infrastruktur. (Abas)