MAYBRAT,– Rapat koordinasi analisis permasalahan konflik sosial di Provinsi Papua Barat Daya dalam upaya pemahaman dan penyelesaian konflik sosial di wilayah tersebut.
Dalam rapat ini, berbagai pihak terkait berkumpul untuk menganalisis permasalahan yang ada dan mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut.
Rapat koordinasi ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, akademisi, dan pihak keamanan.
Tujuan utama rapat ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan konflik sosial yang terjadi di Provinsi Papua Barat Daya, serta mencari solusi yang dapat mengurangi ketegangan dan membangun perdamaian.
Dalam rapat koordinasi, akan dilakukan analisis mendalam terhadap akar permasalahan konflik sosial yang terjadi di wilayah tersebut. Faktor-faktor seperti ketidakadilan, ketimpangan sosial-ekonomi, ketegangan antar-etnis, dan konflik lahan akan menjadi fokus utama dalam analisis tersebut.
Selain itu, akan dilakukan juga evaluasi terhadap kebijakan dan program yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengatasi konflik sosial.
Pj. Bupati Maybrat, Bernhard E. Rondonuwu mengatakan, rapat ini diharapkan tercipta ruang diskusi yang terbuka dan inklusif, sehingga setiap pihak dapat berkontribusi dengan pemikiran dan pengalaman mereka.
“Kerja sama antara pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan lembaga keamanan sangat penting dalam menyelesaikan konflik sosial secara efektif dan berkelanjutan,” katanya.
Menurutnya, hasil rapat koordinasi ini akan menjadi dasar untuk menguraikan langkah-langkah konkret dalam penanganan konflik sosial di Provinsi Papua Barat Daya.
“Selain itu, rekomendasi dan kesepakatan yang dihasilkan dari rapat ini akan menjadi panduan bagi pemerintah daerah dan berbagai pihak terkait dalam mengimplementasikan program dan kebijakan yang dapat menciptakan perdamaian dan keadilan sosial di wilayah tersebut,” ungkapnya.
Rapat koordinasi analisis permasalahan konflik sosial di Provinsi Papua Barat Daya merupakan langkah penting dalam upaya membangun perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Melalui kerja sama dan komitmen semua pihak, diharapkan konflik sosial dapat diatasi secara berkelanjutan, sehingga masyarakat di Provinsi Papua Barat Daya dapat hidup dalam keadaan yang aman, sejahtera, dan harmonis.
Bernhard menyampaikan jika image Kabupaten Maybrat sendiri kurang baik. Namun ia bersyukur dari KSP sudah menyatakan bahwa kondisi situsasi yang tadinya merah sudah menjadi putih, artinya sudah aman. Ini tidak terlepas dari peran penting TNI dan Polri dalam menjaga keamanan di wilayah kami,” ungkapnya.
Ia juga membenarkan dua tahun terakir memang kondisi wilayah Kabupaten Maybrat sedang sulit, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakaran relatif jalan di tempat.
“Namun semenjak saya ditunjuk sebagai Pj. Bupati Maybrat, tentunya bersama-sama dengan masyarakat Maybrat kami mengatur kembali pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sehingga pemerintahan yang sekarang berangsur-angsur membaik,” jelasnya.
Menurutnya, peran penting TNI dan Polri dalam membantu Pemkab Maybrat sangatlah penting.
“Ini menjadi bukti nyata yang tadinya distrik di wilayah Aifat Timur Raya dan Aifat Selatan tertutup yang notabennya ada 1.220 warganya mengungsi, kurang lebih ada sekitar 6.000 masyarakat yang keluar dari daerah itu. Maka kami nyatakan sudah dibawah kendali dan pengawasan Pemerintah Maybrat,” tandas Bernhard. (Abas)