SUMEDANG,– Festival Tembakau Sumedang di pasar lelang tembakau Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, dibuka langsung Penjabat (Pj.) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati, Jumat (24/11/2023).
Tuti menyebutkan, di sektor perekonomian Kabupaten Sumedang memiliki peluang terbesar pada pertanian bidang tembakau.
“Aksesibilitas Kabupaten Sumedang yang telah dilintasi Tol Cisumdawu semakin mempersingkat waktu tempuh dari kota-kota besar, seperti Bandung, Cirebon yang punya pelabuhan, dan Majalengka dengan bandaranya. Ini tentu menjadi sebuah peluang,” ungkap Tuti, usai membuka festival.
Dengan aksesibilitas tersebut, tambah Tuti, orang-orang lebih mudah datang ke Sumedang untuk berbisnis, salah satunya bisnis tembakau.
Namun demikian, menurut Tuti peluang tersebut juga menjadi sebuah tantangan karena dikhawatirkan uang mengalir ke luar daerah.
“Aksesibilitas ke Sumedang telah 6 kali lebih cepat, ini peluang. Tapi kalau tidak cermat bisa capital outfly (uang terbang) ke Bandung karena lebih cepat. Maka Festival tembakau ini diselenggarakan di antaranya agar capital infly,” ungkap Tuti.
Menurutnya, Kabupaten Sumedang harus memiliki inovasi dan berkolaborasi untuk memposisiskan diri menangkap peluang dari sisi aksesibilitas tersebut.
Tuti merinci, secara statistik sektor pertanian termasuk pertanian tembakau menyumbang pendapatan domestik bruto (PDRB) kedua terbesar setelah industri pengolahan.
“Kita tahu bahwa tembakau di Sumedang ditanam pada lahan seluas 2.528 hektar dan ada 243 kelompok tani tembakau yang tersebar di 25 kecamatan,” Tuti merinci.
Menurutnya, dengan tembakau mole dan tembakau hitam sebagai produk unggulan dari Sumedang, festival tembakau akan semakin memantik geliat tembakau agar ke depan semakin baik.
“Selain itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) bisa membantu peningkatan kualitas agar roda perputaran ekonomi bisa melaju, dengan terus memperhatikan dampak perubahan iklim ekstrem,” tandasnya. (Abas)