BANDUNG,- Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) menggelar pertemuan bertajuk “Coffee Morning Kamtibmas dalam rangka Deklarasi Anti Hoax guna menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif pada pelaksanaan Pemilukada Serentak di Provinsi Jawa Barat” di Aula Maryono Mapolda Jabar, Selasa 13 Maret 2018.
Deklarasi dihadiri sejumlah Pejabat Utama Polda Jabar, para kapolres jajaran Polda Jabar, unsur TNI, sejumlah pimpinan media massa, Ketua MUI, PBNU, Muhammadiyah, NU, Persis Prov Jabar dan tokoh agama Kristen, Katholik, Hindu, Budha serta Konghucu.
Pada acara tersebut dikemukakan, berita bohong bukan merupakan prodak jurnalis. Pada abad ke 18, di Jawa Barat mulai muncul berita hoaks, hanya yang sekarang skalanya besar. Salah satu pemicu penyebaran hoaks disebabkan juga karena kemajuan teknologi.
Kapolda Jabar Irjen Pol. Agung Budi Maryoto mengatakan, jika dibandingkan dengan kejadian gangguan kamtibmas pasca Ketua KPUD menetapkan paslon yang sudah sebulan lebih, situasi hoaks khususnya di Jabar memang heboh.
“Tetapi secara ril, diungkap jajaran kepolisian, justru penyebaran hoaks menurun. Berdasarkan data yang diterima, di Jabar mencapai 71-75 berita hoaks. Tetapi setelah ada tim patroli cyber, hoaks turun menjadi 41 per hari ini,” ungkap jenderal bintang dua itu.
Kendati demikian, Kapolda Jabar meminta sejumlah pihak, khusunya para kapolres lebih masif menindak pelaku atau penyebar hoaks.
“Sedangkan pada pilkada mendatang, para Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) diminta aktif menjaga mesjid agar terhindar dari kepentingan politik, seperti dipakai kampanye. Mesjid harus terbebas dari pengaruh politik,” tegasnya.
Dikatakan, karena ada empat pasangan calon (paslon) di Pilkada Jabar, kemungkinan secara otomatis masyarakat memiliki pilihan berbeda di antara keempat calon. “Namun, meski berbeda-beda pilihan, pada tanggal 27 Juni nanti, masyarakat atau simpatisan para paslon harus bersatu kembali dan rukun,” tegasnya.
Di penghujung acara, kapolda mengajak semua hadirin untuk meneriakan “Saya Indonesia, Saya Anti Hoaks, NKRI Harga Mati”. Dilanjutkan penandatanganan naskah anti hoaks.
Setelah itu, teks deklasari dibacakan langsung Ketua FKUB Jabar Drs. Rafani Ahyar M.Si. Adapun isi deklarasi tersebut ialah, Kami masyarakat Jawa Barat, dengan ini menyatakan:
1 Menolak segala bentuk berita bohong yang menimbulkan rasa kebencian, permusuhan berlatar belakang Suku, Agama Ras, dan Antar Golongan (SARA),
2 Menyampaikan berita yang benar sesuai dengan fakta yang terjadi, tidak menyebarkan berita hoaks dan fitnah.
3 Menggunakan media sosal secara bijak, santun dan cerdas,
4 Mendukung Polri untuk menindak tegas kepada pelaku penyebar hoaks.
5 Senantiasa menjaga situasi dan kondisi Jawa Barat tetap damai dan kondusif.
6 Bekerja sama dengan semua pihak untuk menyajikan berita kepada masyarakat dengan cara menolak, menangkal dan menghentikan informasi tidak benar atau hoaks, Baik berupa gambar, foto atau ilustrasi yang menimbulkan rasa kebencian, permusuhan yang berlatar SARA.
Usai pembacaan deklarasi, Kapolda Jabar bersama tamu undangan berkumpul dan berfoto bersama di halaman Mapolda Jabar untuk kembali mengumandangkan kalimat “Saya Indonesia, Saya Anti Hoaks, NKRI Harga Mati”.
Yadi S