LAMPUNG SELATAN,- Banyak kalangan orang tua yang merasa khawatir dengan pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) 2019, yang diterapkan berbagai SDN, SMPN dan SMAN. Pasalnya sistem zonasi dinilai mengundang banyak polemik.
Sistem zonasi juga meniadakan persyaratan masuk ke sekolah favorit, walaupun dengan NEM rendah. Namun sekolah favorit itu juga kini punya tugas besar, termasuk mengubah anak dengan NEM rendah agar menjadi pintar dan perlu kerja keras.
“Sebenarnya, konsep zonasi itu untuk menghilangkan stigma sekolah unggulan saja, dan pemerataan kualitas dan mutu pendidikan,namun memang banyak orang berpendapat ada sisi negatifnya,” kata Kepala Dinas(Kadis) pendidikan Lampung Selatan Thomas Amriko, seraya menambahkan, karena penerimaannya berdasarkan jarak rumah, bukan berdasarkan kemampuan dan nilai siswa.
Ia berharap, ke depan pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud dapat mengevaluasi agar proses penerimaanya memenuhi unsur keadilan semua pihak.
Di sisi Efrinaldi (37) salah satu warga mengatakan, anaknya sudah mengikuti bimbel (bimbingan belajar) agar mendapatkan DANEM (Daftar Nilai Ebtanas Murni) yang tinggi. “Siang dan malam belajar capek-capek, siang dan malam, tapi enggak bisa masuk sekolah favorit,” keluhnya, Minggu (23/6/2019).
“Keinginan kami bisa masuk ke sekolah favorit. Namun semua yang dilakukan sia-sia, terhalang dengan sistem zonasi. Percuma mengejar nilai, pada akhirnya kami bisa masuk ke sekolah swasta dan harus mengeluarkan biaya yang lumayan,” ungkapnya.
Menurutnya, sistem zonasi ini hanya mementingkan mereka yang rumahnya dekat dengan sekolah, tapi diskriminatif sama yang nilainya bagus hanya gara-gara rumahnya jauh, walau ada sisi baiknya juga.
Sementara tenaga pendidik, Hariyanto yang secara umum membidangi kesiswaan turut mengomentari hal ini. “Kami mendukung program pemerintah pusat dan provinsi, walaupun di lapangan kami harus bekerja keras untuk meningkatkan mutu, karena dengan sistem sonasi ini yang berpeluang besar diterima adalah calon siswa yang terdekat domisilinya (KK) dengan sekolah,” ujarnya.
Disamping itu, kata dia, dari jalur prestasi dan perpindahan tugas orang tua (ASN) mengenai pelaksaan PPDB di SMAN 1 Sidomulyo sudah berjalan dengan baik. Di mana dalam mendaftar, calon siswa dan orang tua harus datang dan membawa KK asli untuk mengindari manipulasi alamat.
“Disamping itu, dalam input data di depan operator dilengkapi dengan doble monitor yang bisa dilihat calon siswa dan orang tua, sehingga sangat valid dalam menentukan titik ordinat alamat calon siswa,” imbuhnya.
Ia mengatakan, untuk tenaga pendidik guru, jelas nantinya harus bekerja keras untuk mendidik dan memproses anak didik yang belum tahu potensinya apakah bodoh, sedang atau pandai. “Sementara itu kami masih menunggu informasi pengumuman resmi dari Dinas Pendidikan Propinsi Lampung,” tambahnya.[]
Andy