CIREBON KOTA,- “Kita semua sedang dibeli pelajaran yang sangat luar biasa. Bukan hanya bencana alam, tapi juga bencana non alam berupa pamdemi Covid-19.
buy diflucan online http://www.suncoastseminars.com/assets/png/diflucan.html no prescription
Bencana alam kemanusiaan yang tidak pernah ada pembandingnya dan berjarak krisis kesehatan, krisis ekonomi harus diselesaikan dalam waktu bersamaan,” demikian disampaikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada video conference membahas penanggulangan bencana tahun 2021 dengan tema “Tangguh Menghadapi Bencana”, Rabu (3/3/2021) pukul 13.00 – 14.00 WIB.
Di Cirebon Kota, kegiatan diikuti Kapolres Cirebon Kota AKBP Imron Ermawan beserta Dir Polair Polda Jabar Kombes Pol A. Widihandoko selaku Pamen Asistensi, di ruang Catur Prasetya Polres Cirebon Kota, Jl. Veteran No. 05, Kelurahan Kebonbaru, Kecamatan Kejaksan Kota Cirebon.
Jokowi dalam kegiatan itu menyampaikan, bencana alam dan non alam ini bukan hanya skala daerah dan nasional tetapi juga skala global.
“Lebih dari 215 negara mengalami hal yang sama yang mengharuskan kita bekerja cepat harus inovatif dan juga berkolaborasi dengan semua pihak,” ujar Jokowi.’
Jokowi dalam arahannya juga menambahkan, Negara Indonesia adalah Negara yang rawan terhadap bencana dan masuk dalam 35 Negara paling rawan resiko bencana didunia.
“Satu tahun kemarin, kita menghadapi bencana 3.253 bencana per hari, kurang lebih sembilan bencana termasuk angka yang kecil, tapi cobaan ujian tantangan yang harus kita hadapi,” ucapnya.
“Kita menduduki ranking tertinggi negara paling rawan bencana karena jumlah penduduk kita paling besar, sehingga risiko jumlah korban yang terjadi apabila ada bencana juga sangat besar. Untuk itu selalu saya sampaikan pencegahan jangan terlambat. Harus mempersiapkan diri dengan antisipasi yang terencana dengan baik karena itu kebijakan Nasional dan daerah harus sensitif terhadap kerawanan bencana,” tegas Presiden.
“Saya ingin mengaskan beberapa hal, jangan disibukan membuat aturan yang utama pelaksanaan dalam lapangan. Kebijakan untuk mengurangi risiko bencana harus benar-benar terintegrasi. Tanggap darurat serta kemampuan melakukan rehabilitasi dan rekontruksi yang cepat paska bencana. Sistem peringatan dini harus berfungsi dengan baik bekerja dengan tepat dan akurat. Kecepatan adalah kunci menyelamatkan dan mengurangi jatuhnya korban. Serta Lakukan simulasi bencana secara rutin,”demikian Jokowi mengakhiri. (Pur)