KAB. BANDUNG – Ada suasana berbeda saat pelaksanaan Rembug Bedas ke-184 yang digelar Bupati Bandung Dadang Supriatna di Desa Tanjungwangi Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, Minggu (15/9).
Pelaksanaan Rembug Bedas yang biasanya dilaksanakan di sebuah gedung serbaguna maupun aula milik desa dan kelurahan, sementara di Desa Tanjungwangi dilaksanakan di ruang kelas di SMPN 1 Pacet.
Pertimbangannya Pemerintahan Desa Tanjungwangi belum memiliki gedung serbaguna atau aula tempat pertemuan antara pemerintahan dengan berbagai unsur masyarakat di Desa Tanjungwangi.
Atas dasar itu Bupati Bandung memberikan solusi kepada masyarakat dari berbagai unsur yang hadir saat itu, demikian pula kepada Pemerintah Desa Tanjungwangi, mulai dari Kepala Desa Tanjungwangi dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanjungwangi untuk mengadakan musyawarah desa (musdes) dalam pengadaan pembangunan gedung serbaguna atau aula Desa Tanjungwangi.
Saat itu, Bupati Dadang Supriatna menginstruksikan Ketua BPD Tanjungwangi Eep Saepuloh bersama Kepala Desa Tanjungwangi Deden Koswara untuk memimpin Musdes di sela-sela pelaksanaan Rembug Bedas yang dihadiri langsung masyarakat setempat.
Saat itu, masyarakat dari berbagai unsur di Desa Tanjungwangi mengharapkan dan menginginkan pembangunan gedung serbaguna atau aula di Desa Tanjungwangi. Hasil musdes itu untuk segera diproses dalam perencanaan pembangunan gedung serbaguna atau aula Desa Tanjungwangi.
Sebelum musdes digelar, Bupati Bandung sempat bertanya kepada para tokoh masyarakat maupun berbagai unsur yang hadir pada pelaksanaan Rembug Bedas itu.
“Bapak ibu semuanya, apakah Desa Tanjungwangi ingin memiliki aula? Sekali lagi saya bertanya, apakah ingin memiliki gedung serbaguna atau aula?” tanya Bupati Bedas. Saat itu, masyarakat dengan serentak menjawab ingin memiliki dan membutuhkan gedung serbaguna atau aula di Desa Tanjungwangi karena belum memiliki untuk sarana pertemuan atau kegiatan pemerintahan maupun masyarakat.
Atas dasar keinginan dan harapan itu, Bupati Bandung langsung memberikan solusi kepada pemerintahan desa, baik Ketua BPD Tanjungwangi maupun Kepala Desa Tanjungwangi untuk mengadakan musdes saat itu juga.
“Setiap desa, tempat pertemuan itu harus ada. Solusinya, sebagian tanah carik silakan digunakan untuk pembangunan gedung serbaguna atau aula melalui pelaksanaan musdes,” katanya.
Masyarakat pun setuju dilaksanakan musdes di sela-sela pelaksanaan Rembug Bedas tersebut. Sehingga Dadang Supriatna mengundang Ketua BPD Tanjungwangi dan Kepala Desa Tanjungwangi untuk kedepan memimpin musdes.
“Supaya birokrasi dan prosesnya tidak lama,” kata Bupati sembari masyarakat pun serentak menjawab setuju dilaksanakan musdes.
Pada saat itu, Ketua BPD Tanjungwangi Eep Saepuloh saat memimpin rapat musdes langsung bertanya kepada masyarakat. Apakah semua warga atau unsur lembaga yang ada di Desa Tanjungwangi membutuhkan Aula Desa Tanjungwangi? Masyarakat pun menjawab dengan serentak membutuhkan.
Solusinya, yang pertama kita memiliki tanah carik. Apakah mengizinkan sebagian dari tanah carik itu diperuntukan untuk pembangunan dan lainnya? Masyarakat pun kembali menjawab setuju.
Lebih lanjut Bupati Dadang mengatakan, Kepala Desa dan Ketua BPD minta bantuan DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Kabupaten Bandung untuk segera melaksanakan appraisal. Ia pun siap membantu untuk proses pembangunan gedung serba guna dan aula Desa Tanjungwangi tersebut.
“Kalau sudah ada tanahnya, nanti untuk pembangunannya segera musdes lagi. Dengan harapan nanti, setelah saya datang lagi ke Desa Tanjungwangi tidak rapat lagi di sekolah,” harap Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Kang DS pun langsung merespon aspirasi pembangunan Jalan Andir yang baru terbangun sepanjang 500 meter, dan sisanya 1000 meter. Bupati menugaskan Kepala DPMD untuk menindaklanjuti pembangunan jalan baru di Desa Tanjungwangi, yang bisa dilanjutkan pembangunannya melalui TMMD pada tahun 2025.
Kang DS mengungkapkan bahwa pihaknya siap memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para pembudidaya ikan.
Di hadapan masyarakat, Bupati mengungkapkan bahwa pihaknya sengaja menggulirkan pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan dengan anggaran Rp 70 miliar. Karena ia khawatir masyarakat terjebak bank emok.
Kang DS pun mengingatkan masyarakat untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang profesional dan paham informasi teknologi, kedua big data, ketiga riset and development, keempat institusi yang kuat, dan kelima mengelola keuangan (anggaran) dengan baik. (Abah Abadi)