BANDUNG, — Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian besar dari berbagai pihak. Angka kematian tersebut diupayakan dapat menurun dengan pelaksanaan berbagai program Kesehatan yang diukur melalui beberapa indikator.
Untuk itu, RSUD Bandung Kiwari tanggal 6 dan 7 september 2022 Mengadakan Kegiatan dengan Tema In House Training Penguatan Jejaring Rujukan Program Nasional (PONEK, Stunting & Wasting).
Hadir dalam acara tersebut perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Bandung, UPTD Puskesmas wilayah binaan, Klinik Bersalin dan BPM terdekat.
Sesuai dengan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 2020-2024 dengan fokus pada upaya Kesehatan ibu dan anak serta gizi masyarakat.
Salah satu kendala lambatnya penurunan kasus kematian adalah kurangnya manajemen dari fasilitas pelayanan kesehatan baik di tingkat pelayanan dasar maupun di tingkat rujukan kabupaten/kota yang mengakibatkan lambatnya penanganan kasus yang hingga berujung pada kematian.
Dalam peningkatan pelayanan rujukan kegawat daruratan ibu dan bayi diperlukan untuk mengatasi masalah manajemen pelayanan yang mencakup rujukan kegawat daruratan ibu dan bayi baru lahir di wilayah kerja baik puskesmas, pukesmas pembantu maupun rumah sakit yang juga diperluas jangkauan pelayanan dengan adanya bidan desa.
Peningkatan sistem rujukan kegawat daruratan merupakan unsur esensial yang mempengaruhi kualitas pelayanan dan dapat secara signifikan mempengaruhi penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Dengan Adanya RSUD Bandung Kiwari, hal tersebut program nasional program keselamatan ibu dan bayi juga penurunan prevalensi Stunting dan wasting.
Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan sistem jejaring Rujukan PONEK dan Stunting di wilayah binaan RSUD Bandung Kiwari, menambah pengetahuan dan ketrampilan tenaga dokter, perawat dan bidan serta membangun kerjasama yang harmonis antara RSUD Bandung Kiwari dengan fasilitas kesehatan di wilayah binaan. **