BANYUMAS,- Sampah merupakan permasalahan yang ada dimanapun, termasuk di Banyumas. Belakangan ini tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Bangun mendapat penolakan. Pemkab Banyumas harus bekerja keras mengubah pola pengelolaan dari paradigma “kumpul angkut buang” menjadi pengelolaan yang bertumpu pada pengurangan sampah dengan memilah dan mengurangi sampah dengan pembangunan hanggar.
Pamong Saka Kalpataru Subarkah Setyonegoro menyadari sampah adalah tanggungjawab bersama. Maka sejak awal Pramuka Saka Kalpataru Kwarcab Banyumas telah membentuk Bank Sampah, karena dengan Bank Sampah diyakini menjadi salah satu solusi memecahkan permasalahan pengelolaan sampah.
“Pendirian Bank Sampah Saka Kalpataru merupakan hasil musyawarah pengurus Dewan Saka dan Pinsaka Kalpataru untuk menumbuhkan jiwa wira usaha bagi para anggota Saka Kalpataru, serta mendukung program pemerintah dan juga sebagai aplikasi dari Krida 3 R TKK bank sampah,” katanya Sabtu (12/1), saat latihan rutin di Sanggar Saka Kalpataru Jln Gerilya Barat No 5 Gedung B Tanjung Kec Purwokerto Selatan.
Kesepakatan tersebut, setiap latihan rutin anggota Saka Kalpataru diwajibkannya menabung sampah. Dari kegiatan menabung ini setiap latihan terkumpul cukup banyak tabungan sampah. Seperti latihan rutin Minggu (12/1) sampah plastik yang terkumpul mencapai 15 kg, sampah kertas ada 20 kg dari 50 anggota.
Salah seorang anggota Elda Ustria Ningtyas dari pangkalan SMKN 2 Purwokerto mengatakan dengan adanya Bank Sampah dirinya menjadi peduli lingkungan, selain menumbuhkan jiwa wirausaha dan membiasakan menabung sampah, juga menjadikan lingkungan menjadi bersih.
“Meskipun hasil tabungan sampah bukan menjadi tujuan utama minimal kita belajar peduli dengan lingkungan dengan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Juga sesuai dengan dasa darma yang kedua yaitu cinta alam dan kasih sayang sesama manusia,” katanya.
Ari S-Tris