BANDUNG – Dansektor 21 Kol. Inf. Yusep Sudrajat menginspeksi kondisi sungai Cidurian wilayah Sektor 21 Subsektor 04 di Desa Buahbatu Kab. Bandung yang dilaporkan masyarakat jika musim hujan sering menimbulkan bencana banjir ke perkampungan.
Ternyata, kata Kolonel Yusep Sudrajat, sedimentasi di sungai itu ketebalannya mencapai 5 meter. Untuk itulah sungai itu harus dikeruk menggunakan alat berat becko dan 7 dumptruck pengangkut dan perlu kesiapan masyarakat menyediakan lahan untuk tempat penampungan sedimen.
Karena itulah, ucap Dansektor 21, perlu koordinasi dengan Kepala Desa Buahbatu Asep Supriatna dan Dirut PT. General Sinergi Prima, Ariansyah Eka Saputra bersama warga desa dan RW, RTnya.
Dansektor 21 mengemukakan, pertemuan ini membahas pengerukan sungai Cidurian. Sebab, seharusnya kedalaman sungai yang panjangnya 3 km, lebar 15 meter ini, sehsrusnya 6 meter tapi ternyata kedalaman tinggsl setengah meter saja. Kasusnya sama dengan sungai Citepus.
Belum lagi banyak tanggul untuk penyaluran air ke sawah-sawah milik masyarakat. Sedangkan tanggul-tanggul itu ilegal dan ini perlu ada pemecahan masalahnya.
Sementara Kepala Desa Buahbatu, Asep Supriyatna dalam pertemuan itu menyatakan sangat bergembira karena bencana banjir di daerahnya yang selalu muncul saat musim hujan, diprediksi tidak akan terjadi lagi.
Ia pun berterima kasih kepada Dansektor 21 Kolonel Yusep yang penuh perhatian terhadap penderitaan warga Desa yang selalu terdampak banjir hingga membahas penanggulamnya.
Kades Buahbatu menyatakan sudah mengajukan usul kepada pemerintah tentang upaya-upaya penanggulangan bencana banjir itu.
Tetapi, katanya, hingga hari ini, usulan itu belun juga ada balasan. “Mungkin, karena belum ada anggarannya,” pikir Kades tersebut.
Kades pun selalu wanti-wanti kepada masyarakat untuk memelihara sunga ini, eh .. malah warga banyak yang membuat tanggul-tanggul secara ilegal demi kepentingan sawah mereka.*
Ikut meninjau Sungai Cidurian bersama Dansektor 21, Ardiansyah Eka Saputra pemilik Bintang Artha Residence mengatakan tugas ini menjadi tanggung jawab bersama.
“Saya juga mempunyai tanggung jawab untuk mengamankan warga-warga di perumahan Bintang Artha Residence dekat dari sungai Cidurian,” ungkap Ardiansyah.
Meskipun Bintang Artha Residence sampai saat ini belum terkena banjir, namun ia khawatir dengan jebolnya dinding-dinding penahan air Sungai Cidurian, karena saat level air tinggi bisa mencapai setinggi atap.
“Hampir tiga tahun tidak pernah ada pemerintah hadir disini, maka dari itu saya sangat mengapresiasi saat Dansektor 21 hadir. Saya pikir kalau energi ini bisa dikumpulkan akan jadi gsangat positif, Jadi para pengusaha harus ikut berkontribusi,” tutup Ardiansyah.*