SUMEDANG,– Kerja sama antara Kemendagri melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum) dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang dalam fasilitasi kegiatan Peningkatan Kesadaran Bela Negara dipercaya menjadi piloting untuk diseminasi Bela Negara bagi daerah lain.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah Herman Suryatman saat membuka kegiatan Penguatan Kesadaran Bela Negara bagi Aparatur dan Masyarakat di Kabupaten Sumedang, di Sapphire City Park, Rancamulya, Selasa (15/03).
“Tidak hanya di Sumedang. Forum ini diharapkan dapat mencetak para pemimpin masa depan di tingkat regional, bahkan nasional yang mampu memberikan kotribusi konkret untuk NKRI,” katanya.
Menurut Herman, saat ini Indonesia dihadapkan pada peperangan asimetris antara Ukraina dengan Rusia yang dalam konteks kedaerahan bisa diartikan perang melawan pandemi, kemiskinan dan persoalan pembangunan daerah.
“Tentu diharapkan para generasi muda di Sumedang harus punya ketangguhan yang berlandaskan ideologi Pancasila. Kalau Pancasila bersemayam di dada, pasti dia akan berbuat banyak untuk dirinya, keluarga, daerah dan lebih jauhnya untuk negara yang disesuaikan dengan kekinian di era pandemi,” sebut Herman.
Oleh sebab itu, semangat bela negara, sambung Herman, endingnya adalah bagaimana kemiskinan dan stunting turun, Indeks Pembangunan Manusia dan Laju Pertumbuhan Ekonomi naik.
“Bela negara menurut saya adalah bagaimana mensejahterakan rakyat juga membahagiakan rakyat. Karena sejatinya kalau masyarakat sejahtera dan bahagia, maka negara akan kuat,” katanya.
Sekda menambahkan, ada tiga tantangan yang dihadapi seluruh masyarakat Indonesia saat ini yakni Pandemic Disruption, Digital Disruption dan Milenial Disruption.
“Tantangan-tantangan tersebut akan memantik sebuah kondisi yang namanya VUCA, kepanjangan dari Volatility atau kerapuhan, Uncertainty atau ketidakpastiab, Complexity atau kompleksitas, dan Ambiguity atau ambiguitas,” tuturnya.
Keadaan tesebut, lanjut Sekda, menuntut untuk melakukan berbagai inovasi serta didukung oleh intelektualitas, kecerdasan, kemampuan serta mentalitas yang saling melengkapi.
“VUCA yang tadi bisa diatasi dengan VUCA yang lain lagi yakni Vision atau visi, Understanding atau pemahaman, Clarity atau kejelasan dan Agility atau kelincahan. Tentunya hanya orang yang beradaptasi yang mampu bertahan,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri, Drajat Wisnu Setyawan mengatakan, Bela Begara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD RI Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dari berbagai ancaman.
“Adapun nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam Bela Negara agar menjadi landasan sikap dan perilaku warga negara adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta kemampuan awal bela negara,” jelasnya.
Diharapkan Drajat, kegiatan yang merupakan hasil kolaborasi pihaknya dengan Pemkab Sumedang tersebut bisa membangkitkan kesadaran bela negara di sanubari masyarakat, khususnya di Kabupaten Sumedang.
“Tentunya kita ingin keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI dapat selalu terjaga di hati para anak-anak muda kita sampai anak cucunya nanti,” tutur Drajat.
Pada kegiatan yang digelar Badan Kesbangpol Kabupaten Sumedang dan Ditjen Polpum Kemendagri tersebut, Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri menyerahkan penghargaan untuk Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Herman Suryatman atas terbentuknya Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental di Kabupaten Sumedang. (bs/hms)