SUMEDANG,– Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir menjadi ‘Keynote Speaker’ pada acara seminar online (Webinar) Series #4 dengan topik Respon Kebijakan, Tatakelola Pengendalian, dan Kestabilan Sosial Covid-19 di Gedung Negara, Selasa (7/05).
Pada kesempatan tersebut, Bupati Sumedang didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman, Kadinkes Dadang Sulaeman, Asisten Administrasi Nasam, Kadiskominfosandistik Iwa Kuswaeri dan Kepala Bappppeda Tuti Ruswati.
Hadir pula narasumber lainnya pada teleconference tersebut yakni Sekjen Kementerian Keuangan Dr. Hadiyanto serta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Sedangkan Rektor Unpad Prof. Rina Indriastuti berkesempatan menyampaikan sambutan.
Acara yang dipandu oleh Direktur Utama INJABAR Keri Lestari selaku moderator tersebut juga menghadirkan para pembahas seminar diantaranya Direktur INIJABAR Yogi Suprayogi, Direktur Telkomsel Irfan Tachir, Anggota DPRD Jabar Bucky Wikagoe dan Atdikbud Kedubes RI untuk USA/ INJABAR Poppy Rufaidah.
Dony mengatakan, kebijakan yang telah dilaksanakan dalam rangka penanganan Covid-19 di Kabupaten Sumedang diantaranya dengan memobilisasi pemerintahan di era Pandemi dan mengorkestrasi modal sosial.
“Kami sudah melaksanakan tata kelola pemerintah dimana kami melakukan optimalisasi e-Office, Pengendaluan WFH melalui aplikasi Markonah (Mari Berkerja Online di Rumah) dan Akuntabilitas Kinerja Sakip di era pasca Pandemi,” ujarnya.
Sedangkan untuk dimobilisasi dan orkestrasi modal sosial, tambah Dony, Pemkab Sumedang sudah melakukan konsolidasi sosial berbasis digital.
“Diantaranya kami menjalankan misi kemanusiaan pemakaman orang terduga dan positif Covid-19 yang ditolak di tempat lain, pelibatan multi stakeholders dalam Verifikasi Validasi Data Non DTKS, lintas aktor dan lintas jenjang via aplikasi SAPAWARGA, bangkitnya para Relawan dalam penanganan Covid-19, penyiapan wisma isolasi bagi ODP dan ODR Rapid Test Reaktif di Islamic Center dan Unpad, Gerakan Sejuta Masker dan Gerakan Nasi Bungkus (GASIBU),” ungkapnya.
Masih dikatakan Bupati, adapun strategi yang dilakukan oleh pemkab dibagi menjadi tiga yaitu progresif akuntabel, komperatif scientific, dan inovatif kolaboratif.
“Dimana ketiga strategi ini didukung dari akurasi data, Litbang, melalui aplikasi Maijag dan PSC 119 dan SSQR dengan harapan PSBB menuju Sumedang Simpati dan Jabar Juara bisa terlaksana dengan baik,” tuturnya.
Bupati menambahkan, indikator keberhasilan PSBB diantara efektivitas pelaksanaan Pergub dan Perbup ttg PSBB, jumlah kasus menurun/hilang, jumlah sebaran berkurang/hilang, volume kendaraan dan pergerakan orang berkurang 30% dan JPS dijalankan dengan baik dan efektif.
“Tentunya semua ini akan berhasil apabila masyarakat bisa memahami mengenai pembatasan sosial serta disiplin dimana kami membuat Desa, RW dan RT Siaga Corona, sosialisasi terus menerus, mencegah pemudik, promosi kesehatan, patroli kewilayahan, membuat dapur umum dan masih banyak lagi, dan kami akan terus melakukan monitoring dan evaluasi bersama unsur Forkopimda, Pusdalops dan badan pengawasan sehingga PSBB di Kabupaten sumedang bisa ketat dan sukses,” katannya.
Sementara itu, Gubernur Ridwan Kamil yang biasa disapa Kang Emil menyebutkan Covid-19 adalah penyakit kerumunan karena apabila kerumunan ada, penyakitpun semakin menyebar.
Dikatan Emil, perkembangan Pandemi Covid-19 di dunia mencapai 3.806.178 kasus terkonfirmasi.
“Sementara itu secara nasional kita mendapat kasus terkonfirmasi sebanyak 12.438 kasus dan di dalamnya termasuk Jawa Barat sebanyak 1.046 jiwa,” ucap Emil.
Ditambahkan Emil, kabupaten/ota terbanyak memiliki kasus Covid-19 diantaranya Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bandung, Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.
“Dimana Kota Bekasi mencapai 229 positif aktif kemudian disusul Kota Depok sebanyak 202, Kota Bandung 163, Kabupaten Bogor 70 dan Kota Bogor 52 Positif Aktif,” terang Emil.
Masih dikatakan Emil, Jawa Barat memiliki benteng pertahanan terhadap Covid-19 yang dibagi menjadi tiga diantaranya adalah pencegahan, pelacakan dan perawatan.
“Adapun strategi yang dilakukan Jawa Barat saat ini dalam melawan COVID 19 yaitu adalah pertama proaktif, kedua transparan, ketiga ilmiah, keempat inovatif dan terakhir kolaboratif dimana salah satunya kami melakukan deteksi dini dbn pelacakan penyebaran klaster melalui penanganan pelaku perjalanan melalui KRL dan penanganan pelaku perjalanan dari luar negeri,” ujarnya.
Keberhasilan PSBB, dikakatan Emil lebih lanjut, dapat dilihat dari penurunan jumlah populasi Covid-19 menjadi 30 % dan rasio pertumbuhan mengalami penurunan.
“Untuk itu kami terus berupaya benteng pertahanan tidak jebol dan kita terus fokus kepada pelaksanaan PSBB benteng pertama. Mudah-mudahan PSBB ini bisa di berjalan lancar dan aman terkendali,” tuturnya.
Terakhir Gubernur menambahkan, Covid-19 adalah perang di masa kini yang harus dilawan dan diatasi bersama.
“Kita sudah seharusnya sebagai warga negara ikut membela negara dimana tenaga kesehatan, TNI dan Polri merupakan garda terdepan dalam penanganan Covid-19 ini. Untuk itu, kita semua harus bela negara taat pada peraturan yang berlaku dan melawan musuh yang tidak terlihat serta apa yang dapat kita berikan untuk negara dalam memulihkan dan memutus mata rantai COVID 19 dan tentunya menjaga ekonomi kita dan menjauhkan rakyat kami dari kelaparan,” imbuh Emil. (abas)