SUMEDANG,- Beberapa titik di Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor, Kabupaten Sumedang menjadi langganan banjir saat musim penghujan. Salah satunya jalan raya Bandung-Garut, Km 23 atau di sekitaran PT. Kahatex.
Maka, guna membahas penanggulangan banjir di wilayah Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor, Forum Kordinasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) Kabupaten Sumedang, bersama instansi terkait melaksanakan rapat kordinasi di Aula Kantor Kecamatan Cimanggung, Rabu (12/2/2020).
Rapat juga dihadiri Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, Dandim 0610 Letkol Arh Novianto Formansyah, Kapolres Sumedang AKBP Dwi Indra Laksamana, Kepala Kejaksaan Negeri Sumedang Endang Sudarma SH, Sekretaris Daerah (Sekda) Herman Suryatman dan pejabat terkait lainnya.
“Sebelumnya kami telah cek apa penyebab banjir di jalan raya Bandung-Garut KM 23 atau di sekitar PT Kahatex. Kami menyimpulkan, selain curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang belum optimal juga menjadi salah satu penyebab banjir. Sistem drainase tidak dapat menampung debit air, sehingga meluap ke jalan ditambah persoalan sampah yang menyumbat gorong-gorong,” jelas Dony.
Lebih jauh dikatakan, sedikitnya ada tiga titik lokasi yang kerap diterjang banjir, yakni di jalan raya Bandung-Garut KM 23 sepanjang 900 meter, wilayah Desa Cipacing dan Dusun Cipasir Desa Cintamulya.
“Kami akan melakukan upaya untuk mengantisipasi banjir ini, seperti mengoptimalkan drainase di wilayah Cipacing serta normalisasi sungai Cikeruh dan Cikondang. Selain itu, akan dibangun kolam retensi di wilayah Cipacing,” jelas dia.
Dikatakan, pihaknya juga akan berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung untuk bersama-sama mengatasi persoalan banjir tersebut.
“Sementara waktu, bila terjadi banjir, telah disiagakan pompa air berukuran besar di PT. Kahatex,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Sumedang AKBP Dwi Indra Laksmana menyebutkan, apabila terjadi banjir di jalan raya Bandung-Garut KM 23, pihaknya kembali melakukan antisipasi dan cara bertindak (CB) yang telah disiapkan, yakni malakukan penarikan arus secara optimal dengan mengarahkan kendaraan menjadi dua lajur.
“Kami ploting sejumlah personil di depan gerbang PT Kahatex dan PT Dwipapuri,” katanya.
Selanjutnya, sambung dia, bisa dengan CB contra flow sepanjang 3 KM, sejak putaran Permata Hijau hingga PT. Kwalram.
“Nanti akan dilakukan juga pemasangan traffic cone dan papan rambu petunjuk arah, bahkan CB pengalihan arus dari arah Bandung melalui Jatinangor-Tanjungsari-Simpang keluar Parakanmuncang,” tandasnya. [abas]