BANYUMAS,- Kebiasaan shalat dhuha dan shalat dhuhur berjamaah yang dilakukan siswa-siswi SD Negeri 2 Kediri Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah memotivasi Kepala Sekolah Sujiono, S.Pd untuk membangun musholla sekolah.
Saat ini mereka melakukan shalat dhuha di beberapa tempat yang kosong, sebagian di ruang kepala sekolah, ruang perpustakaan dan ruang UKS. Sedangkan untuk sholat dhuhur berjamaah harus keluar sekolah yang agak jauh.
Guru Agama Islam, Rosdiana Ainun mengatakan, siswanya mulai kelas tiga sampai kelas enam dibiasakan untuk sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah. Kebiasaan itu sudah berjalan baik dan menjadi tradisi yang juga diikuti sebagian anak kelas 1 dan 2.
“Untuk sholat dhuha, karena waktu istirahat sedikit, siswa melakukan di beberapa tempat yang kosong di sekitar sekolah. Ada yang di ruang UKS, ruang perpustakaan dan sebagian di ruang kepala sekolah, karena mereka juga ada yang jajan setelah shalat,” katanya.
Namun untuk sholat dhuhur, siswa wajib sholat berjamaah di masjid yang agak jauh dengan sekolahan. Rosdiana membiasakan anak-anak sejak dini melakukan shalat ini, karena apabila tidak diwajibkan hanya anak-anak yang rajin saja yang melaksanakan.
Untuk memotivasi siswanya, dia memberi buku absen untuk catatatan, dan sesekali melakukan kros cek dengan temanya, terutama sholat Jumat.
Kepala Sekolah Sujiono, S.Pd mengaku bangga bahwa siswa siswinya memiliki tradisi bagus dalam melakukan ibadah. Karena itu sebagai salah satu bentuk pembentukan karakter religius siswa, sehingga memotivasinya untuk membangun musholla sekolah.
“Latar belakang pembangunan An Nur selain untuk memenuhi standar pelayanan minimum sekolah, salah satunya adalah tempat ibadah. Mengingat di dekat sekolah juga tidak ada, sehingga musholla perlu segera dibangun. Hal ini untuk mendukung pembentukan karakter anak didik, melalui karakter religius keagamaan,” katanya.
Untuk mewujudkan hal tersebut pihaknya menggelar program infak siswa, guru dan orang tua melalui komite.
Sujiono sangat berterima kasih bahwa program sekolah mendapat dukungan dari komite sekolah dan pihak lain untuk merealisasikan pembangunan musholla sekolah yang lebih representatif. Mengingat dana yang dibutuhkan cukup banyak, kalau melalui program infak butuh waktu lama, kepala sekolah ini meminta bantuan kepada salahsatu anggota DPRD melalui dana aspirasi.
Sementara itu, Imam Junaidi, salah satu guru di sekolah tersebut berharap pembangunan musholla An Nur segera selesai agar anak-anak dapat melaksanakan sholat dengan lebih khusuk.
“Mushola yang akan dibangun berukuran 9 x 4 meter dan akan menelan biaya kurang lebih Rp.84 juta,” katanya.
Hal sama disampaikan salah satu siswi, Arin Nur Komariah agar pembangunan musholla di sekolahnya dapat segera diselesaikan agar anak anak tidak perlu lari lari ke masjid diluar sekolah.
Ari.S-Tris