BANYUMAS,- Siswa siswi SMP Negeri 2 Sokaraja yang tergabung dalam ekstra kurikuler Cinematography mengaku tidak setuju dengan adanya zonasi penerimaan siswa baru.
Hal tersebut diungkapkan kepada Bupati Banyumas saat berkunjung ke sekolah tersebut untuk meninjau ujian nasional, Senin (22/4/2019).
buy fluoxetine online https://gaetzpharmacy.com/fluoxetine.html no prescription
Siswa ekskul Cinematography semula mewawancarai bupati terkait pelaksanaan ujian nasional. Usai wawancara Bupati Achmad Husein gantian mewawancarai anak dan mendokumentasikan dengan video HP-nya.
“Menurutmu zonasi pada penerimaan siswa baru seperti apa?” tanya Bupati
Clara Fadillah Purnama Julianisa yang mendapat kesempatan menjawab pertama mengaku tidak setuju dengan sistem zonasi. Menurutnya sistem zonasi menutup kesempatan anak berprestasi yang jauh dari sekolah.
“Anak yang berprestasi terkalahkan dengan anak yang dekat dengan sekolah, meski mereka tidak berprestasi,” katanya.
Ahtaka Isyana Zahra Zen bahkan mengaku tidak setuju sistem zonasi bahkan ketika ditanya oleh bupati, setuju tidak adanya zonasi Ahtaka dengan tegas menolak.
Hal senada disampaikan oleh Rafael Putra Batara, yang menyampaikan sistem zonasi menutup siswa memilih sekolah favorit.
“Kembalikan seperti dulu saja Pak, wilayah zonasi ada tambahan nilai,” pintanya.
Saat ditanya kepemimpinan Kepala Sekolah Muhammad Tejo Wibowo S.Pd, Rafael mengaku kepemimpinan lebih baik dari yang sebelumnya.
“Kami masih membutuhkan komputer dan camera Pak, karena komputer masih Pentium III dan peralatan ekskul,” katanya.
Menanggapi komentar siswa, Bupati Achmad Husein berjanji akan mengubah sistem penerimaan murid baru yang dinilai banyak pihak tidak adil.
“Terkait komputer, bisa diajukan ke Bu Irawati Kepala Dinas Pendidikan,” jelasnya.
Ari S