SUMEDANG,– Stunting atau gagal tumbuh pada balita tidak hanya disebabkan faktor kekurangan gizi kronis, tetapi juga oleh pola asuh yang tidak memadai ketika 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Demikian disampaikan Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir saat memberikan arahan dalam Rembuk Stunting melalui meeting online, Rabu (6/6/2020).
Dikatakan, persoalan stunting tidak saja terjadi pada masyarakat yang kurang mampu, tapi juga pada keluarga dengan tingkat perekonomian yang baik pun banyak mengalami kasus serupa. Hal ini karena pola asuh yang buruk dengan tidak menyiapkan gizi yang baik.
Untuk itu, bupati memberikan catatan khusus kepada Bapppeda dan Dinas Kesehatan agar dilakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat akan arti pentingnya memberikan asupan gizi dan pola asuh yang baik bagi ibu hamil dan anak dalam kandungan.
“Saya ingin sosialisasi yang masif kepada masyarakat, terutama ibu-ibu yang sedang hamil mengenai pola asuh, asupan gizi yang baik dan tidak stress. Ini disampaikan supaya muncul kesadaran yang tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Dony mengatakan, kondisi pandemi yang mensyaratkan warganya lebih perhatian terhadap kesehatan dapat dimanfaatkan untuk mensosialisasikan protokol kesehatan termasuk di dalamnya menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui CERDIK secara lintas sektoral.
“PHBS salah satu indikator kesehatan program secara masif disosialisasikan lintas sektor. Kita sedang menggaungkan cuci tangan pakai sabun, makan makanan bergizi, sayur dan buah diutamakan, olahraga teratur. CERDIK ini harus dihapal RT/RW, Kepala Desa, sampai Camat. Selain tahu, paham juga harus dipraktikkan atau diimplementasikan,” tutur Bupati. (Abas)