BOGOR, – Terkait ramainya berita dugaan RSUD Cibinong Kabupaten Bogor membagikan THR kepada sejumlah wartawan, sepeti diberitakan media online koranindonews.com dengan judul “Beredar, Surat THR RSUD Cibinong Bikin Heboh” dan “RSUD Cibinong Dinilai Dikendalikan Persatuan Jurnalis Indonesia Demokrasi”, patrolicyber.com (grup eljabar.com) melihat ratusan wartawan mendatangi RSUD Cibinong, Selasa (12/5/2020).
Saat mencoba menggali informasi, diketahui Pemimpin Redaksi Indonews, Jonny Sirait turut hadir pada pertemuan itu. Ia pun menjelaskan hasil pertemuannya.
“Ya benar. Tadi kami bertemu pihak RSUD Cibinong, kita diterima dengan baik dan bertemu dengan humasnya, pak Miftah. Kita hanya berharap adanya winding solutions atas permasalahan ini,” ucap Jonny.
Dari banyaknya wartawan yang hadir, merka rata-rata mengaku namanya ikut terseret sebagai penerima tunjangan hari raya (THR) dari RSUD Cibinong. Padahal, mereka mengaku tidak pernah menerimanya, bahkan tidak berani menerima lantaran adanya larangan dari pimpinan media mereka masing-masing. Jonny saat dimintai komentar atas keluhan wartawan tersebut enggan berbicara banyak.
“Memang banyak temen-temen wartawan yang mengeluh atau curhat ke saya, terutama temen-temen wartawan yang beragama muslim. Mereka merasa namanya terseret sebagai penerima THR Idulfitri. Sehingga saya harap dalam permasalahan ini ada winding solutions. Saya pribadi berharap pihak LSM Fakta dan PJID meminta maaf kepada RSUD dan ada klarifikasi bahwa tidak semua wartawan, khususnya yang beragama muslim menerima THR,” papar Jonny.
Ditanya apakah dirinya sudah berkomunikasi dengan Ketua PJID, ia menjawab belum lantaran saat dihubungi wartawannya, Ketua PJID tidak mau berbicara.
“Saya sudah suruh wartawan saya bernama Firman untuk menghubungi saudara kita Ketua PJID W. Marpaung, namun ia belum mau bicara dengan saya. Saya pun menyayangkan sikap tersebut. Padahal saya ingin ada solusi terbaik atas permasalahan ini.
Lebih jauh Jonny memaparkan, dirinya sebagai umat nasrani berdarah batak berharap LSM Fakta dan PJID datang ke RSUD untuk menyampaikan permohonan maaf karena ada beberapa wartawan yang beragama muslim tersinggung atas adanya pembagian THR tersebut. Sedangkan wartawan tersebut tidak pernah menerimanya.
“Tadi kan banyak wartawan yang datang, hingga ratusan orang ya. Mereka sebenarnya menunggu klarifikasi atau adanya pengakuan dan pembenaran bahwa tidak semua wartawan mendapat THR dari RSUD Cibinong. Namun tadi gak ada dari temen-temen LSM Fakta dan PJID. Sekali lagi saya hanya berharap sudahi permasalahan ini. Mungkin temen-teman pers beragama muslim salah tanggap. Jadi ya memang harus ada penjelasan. Ini bulan puasa, walau saya bukan muslim, tapi enggak baik lah kalau terjadi permasalahan seperti ini,” kata Jonny lagi.
Sebelumnya diketahui, sebuah surat permohonan klarifikasi oleh LSM Fakta, terkait adanya pembagian tunjangan hari raya (THR) dari RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat beredar dan menimbulkan pertanyaan.
Dalam surat yang menggunakan kop surat LSM Fakta dan ditandatangani Ketua PJID, seolah menjelaskan bahwa RSUD Cibinong Kabupaten Bogor membagikan THR kepada wartawan, entah itu yang bernaung di organisasi kewartawanan bernama Perkumpulan Jurnalis Indonesia-Demokrasi (PJID) atau lainnya, tetapi yang jelas tidak semua wartawan menerima THR.
Akibat adanya persoalan tersebut, pada Jumat pekan kemarin juga diketahui RSUD Cibonong dan PJID melakukan pertemuan. Jonny pun mengaku bahwa Indonews mendapatkan undangan secara lisan dari Ketua PJID, tetapi saat pertemuan, Indonews dan beberapa wartawan lain dilarang mengikuti pertemuan.
“Guna mencari informasi lebih jauh terkait permasalahan ini, Indonews kembali menemui pihak RSUD dan berhasil bertemu dengan Humas RSUD Cibinong. Pihak RSUD tadi menyatakan tidak pernah mengundang siapapun. RSUD Cibinong tidak pernah mengeluarkan surat resmi untuk mengundang pers,” ucap Jonny menirukan pernyataan humas RSUD Cibinong.
Jonny yang juga Ketua GMPK Kabupaten Bogor itu menambahkan, secara kelembagaan antara RSUD dan PJID telah bersepakat tidak ada konferensi pers. Dan masalah dengan LSM Fakta dan PJID sudah selesai.
Namun ketika ditanya bahwa saat ini masih ada wartawan, khususnya yang beragama Muslim masih ‘sakit hati’ karena ikut tercatut sebagai penerima THR, Jonny menegaskan bahwa hal itu harus ada ‘pembersihan’ atau pernyataan dari RSUD Cibinong atau PJID bahwa tidak semua wartawan menerima THR.
“Saya paham mas (kepada wartawan patrolicyber, red).
buy cymbalta online https://www.icriindia.com/blog/wp-content/themes/twentyseventeen/inc/new/cymbalta.html no prescription
Mungkin mas yang juga umat muslim merasa tercatut dengan adanya dugaan pembagian THR dari RSUD Cibinong. Namun itu bukan wewenang saya. Jadi sekali lagi saya tekankan untuk mengklarifikasi hal itu, pihak yang paling berwenang adalah RSUD Cibinong atau PJID. Kalau saya secara pribadi ingin ini selesai dengan baik,” tutur Jonny.
“Kalapun temen-temen wartawan termasuk mas dari patrolicyber ini merasa tersinggung atas pemberitaan saya yang menyebutkan bahwa ada dugaan pembagian THR dari RSUD, itu memang faktanya,” tandasnya. (Mastur)