TASIKMALAYA,– Adanya dugaan perangkat Desa Singasari, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya berinisial M yang melahirkan anak tanpa ayah, Kepala Desa Singasari membenarkan jika M merupakan perangkat desanya.
Kepala Desa Singasari, H. Saepudin juga mengaku mendengar adanya isu jika M disebut-sebut melahirkan anak laki-laki tanpa ayah.
“M sudah kita panggil bersama lembaga desa lainnya. Tapi tidak ada pengakuan (terkait dugaan melahirkan anak tanpa ayah, red). Jika ada data riil dan bukti kuat serta M benar dinyatakan bersalah, kita siap memberhentikan M,” ujar Saepudin, saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp, Selasa (31/10/2023).
Saepudin juga menjelaskan, jika dugaan ini adalah kasus pribadi yang menimpa M, bukan kasus desa. Oleh sebab itu, ia pun mengaku tak segan melaporkan pihak yang berusaha mencemarkan nama desa kepada yang berwajib sebagai kasus pencemaran nama desa.
“Saya akan melaporkan siapa saja yang dinilai mencemarkan desa. Tapi saya juga siap mengambil tindakan jika memang benar M salah. Siap memberhentikan,” tandasnya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun wartawan serta keterangan sejumlah narasumber, diduga M melahirkan tanpa suami sah karena berstatus janda cerai.
Ia diisukan melahirkan anak laki-laki dan diserahkan kepada salah satu bidan desa di Kecamatan Bojonggambir. Namun naas, sang anak meninggal dunia setelah dua hari.
Sementara itu, M saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp, ia menjawab tidak merasa melahirkan bayi tersebut.
“Mohon maaf, abdi tet rumaos sepertos kitu,” jawab M, singkat.
Di lain pihak, bidan desa di wilayah Kecamatan Bojonggambir, Tasikmalaya yang disebut menerima bayi membenarkannya, namun ia mengaku tidak tahu siapa ibu yang melahirkan sang bayi.
“Benar pak, abdi nampi (saya menerima, red) bayi itu. Tapi sanes ti orangtua bayi, abdi nampina ti rerencangan abdi (Tapi bukan dari orantua bayi, saya menerima bayi dari teman saya, red)” kata Bidan Rini, saat dihubungi.
Sebagai petugas kesehatan, Rini mengaku hanya menjalankan tugas dengan merawat sang bayi tanpa melihat latar belakangnya.
“Saya menerima bayi itu dalam kondisi prematur, berat badannya juga kurang. Selaku petugas kesehatan, saya layani saja tanpa melihat latar belakang pasien yang datang,” terang Rini.
Ditanya bagaimana keterangan temannya saat menyerahkan bayi tersebut, Rini menyebutkan jika temannya itu tidak memberikan keterangan secara rinci asal muasal sang bayi.
“Jadi belum memberikan keterangan dari mana bayi itu. Rerencangan abdi nyebatna masih sibuk (Teman saya mengaku masih sibuk, red),” jelas Rini, seraya menyebutkan jika temannya itu merupakan perangkat desa.
Sementara itu, Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Singasari, Denih belum memberikan keterangan atas dugaan tersebut, saat dikonfirmasi media ini. (Ag/Bn)