SUMEDANG,- Sentra kerajinan keramik di Dusun Cibuntu, RT 10, RW 03, Desa Mekarbakti, Kecamatan Pamulihan ternyata produknya sudah dijual ke Bali, Jepara bahkan ke luar negeri. Namun sayang, karena publikasinya yang kurang, sehingga tak banyak orang yang mengetahui keberadaanya.
Pemilik CV Naga Mas Keramik Pamulihan, Heri Durahman mengatakan produk keramiknya memiliki kualitas tinggi karena binaan Balai Besar Keramik Kementrian Perindustrian dan Perdagangan. Hanya saja, lanjut dia, kurangnya SDM profesional menjadi penyebab menurunnya produksi keramik asli Mekarbakti Kecamatan Pamulihan ini.
“Produk kita itu macam-macam, tidak hanya piring dan kendi. Seperti di Sawahdadap dan Bunter kan khusus piring, kalau di kita segala jenis kerajinan dan hiasan dari keramik ada,” katanya.
Menurut Heri, hanya ada dua di Kabupaten Sumedang yang memiliki produk berbagai jenis dan ukuran keramik. Pertama di Pamulihan dan kedua di Situraja. Namun, keduanya sama kekurangan tenaga ahli yang bisa mendesign keramik.
“Kita kan tekniknya ada yang dicetak, ada yang diukir. Kemudian jenisnya timbul sama lukis, semi proselen, ada yang gerabah. Produknya seperti Hiasan, celengan, piring, kendi, asbak, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Bisnis yang telah dirintis selama 20 tahun ini, lanjut Heri, menghasilkan omzet rata-rata Rp20 juta per bulan. Di masa pandemi, omzetnya tidak menurun justru ada peningkatan. Namun, sekali lagi, kendalanya di tenaga kerja profesional. Sehingga, jumlah produknya terbatas hanya 8 sampai 12 buah kendi ukuran besar dalam sebulan.
Sementara untuk bahan baku, pihaknya mendatangkan tanah khusus keramik dari Bangka Belitung dan Sukabumi. Dengan mempekerjakan sekitar 4 orang karyawan. Namun, keramiknya itu tak kalah bagus dengan keramik buatan China.
“Bantuan selama ini baru dari Kementrian Perdagangan dan perindistrian, rehab open dan mesin giling lewat balai besar keramik di Bandung. Kalau dari Pemkab Sumedang belum ada, baru ada kunjungan Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan bersama Kadis UKM dan Disbudparpora,” katanya.
Dia berharap, kedepan ada pelatihan dari BLK Kabupaten Sumedang untuk pelatihan kepada regenerasi agar nantinya perajin keramik tidak punah. Sebab, profesi perajin keramik itu membutuhkan keahlian khusus, tidak semudah perajin handycraft lainnya.
“Memang ada yang pakai mesin dengan teknologi, tapi tetap butuh keahlian khusus. Jadi, tenaga kerja khusus diperlukan, khususnya para generasi muda yang akan datang,” katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Sumedang, Dede Mulyadi mengatakan sangat menyuport pelaku UMKM di Desa Mekarbakti Kecamatan Pamulihan ini. Dan mengapresiasi dengan adanya UMKM keramik yang ada di dekat rumahnya itu. Mudah-mudahan mendapat respon baik di masyarakat.
“Saya mengapresiasi UMKM yang bertahan sangat lama di daerah saya. Harapan saya ke depan sebagai anggota dewan yang duduk di komisi III fokus pada pengembangan sumberdaya manusia di wilayah UMKM tersebut. Kami mendorong usia produktif untuk berdikari melalui program UMKM sehingga tercipta lapangan kerja apalagi disaat pandemi covid-19 seperti saat ini,” katanya.
Dede yang akrab disapa Adi Apian Nugraha ini menambahkan dengan adanya UMKM ini dapat mendorong minat orang-orang untuk berkunjung ke Sumedang dan pada akhirnya sektor pariwisata Sumedang akan ikut terdorong dalam program ekonomi pariwisata.
“Harapan kita kedepan UMKM seperti ini bisa mendongkrak perekonomian masyarakat dan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar. Mudah-mudahan menjadi bahan evaluasi DPRD Sumedang untuk mendorong dalam segi anggaran,” tandasnya. (Abas)