KAB. BANDUNG,- Hingga H-9 (9 hari menjelang) dan H-8 Idul Fitri, atau Rabu dan Kamis (6-7/6/2018), Jalan Raya Bandung Garut yang masuk wilayah Kabupaten Sumedang dan Kabulaten Bandung, Jawa Barat terpantau masih terlihat semrawut. Padahal, jalur tersebut akan segera digunakan arus mudik dan balik lebaran.
Berdasarkan pantauan PatroliCyber, kesemrawutan terjadi lantaran masih maraknya pedagang kali lima (PKL) di sejumlah titik, angkot ngetem dan belum lagi kendaraan melawan arus, baik dari timur atau sebaliknya. Dampaknya jelas terjadi kemacetan parah dan panjang.
Pada Kamis 7 Juni 2018 siang, kemacetan kendaraan terpantau terjadi dari arah Cileunyi menuju Garut, hingga kawasan pendidikan Al Masoem Cipacing. “Jika sampai H-9 dan H-8 apalagi hari berikutnya kemacetan parah seperti ini, saya katakan, tak patut, Jalan Raya Garut semrawut. Pasalnya, sebentar lagi jalur tersebut akan digunakan arus mudik dan balik lebaran,” kata Drs. H. Hendrawan (52), warga Desa Cicalengka, Kec. Cicalengka yang terjebak macet parah, Kamis (7/6) siang di kawasan Kahatek Kab. Sumedang.
PNS yang berkantor di Kota Bandung ini mengaku prihatin, hingga saat ini di jalur tersebut masih marak PKL, angkot ngetem dan marak pula kendaraan melawan arus. “Belum kelihatan kapan hal ini akan ditertibkan oleh aparat terkait. Ya, minimal H-8 hingga H+8 lebaran, seharusnya jalur tersebut sudah bebas PKL, angkot ngetem dan kendaraan melawan arus,” katanya.
H-7 Hingga H+7
Sementara itu, Kasatpol PP Kab. Sumedang, Drs. Asep Sudrajat kepada PR FM dan PatroliCyber mengatakan, jalur Jalan Raya Bandung-Garut dari Cileunyi hingga Parakanmuncang jelang lebaran dan pascalebaran harus bebas PKL sejak H-7 hingga H+7.
“Kita sudah koordinasikan dengan Satpol PP Jabar dan Satpol PP Kab. Bandung untuk melakukan penertiban dan pengawasan, agar di kawasan tersebut harus sudah bebas PKL H-7 hingga H+7,” katanya.
Menurut Asep, kemacetan di jalur Jalan Raya Bandung-Garut tersebut berdasarkan kajian dan pemantauan, faktor utama penyebabnya bukan dari keberadaan PKL, tapi banyaknya putaran.
“Macet di jalur tersebut 60 persen dampak keberdaan putaran, sedangkan PKL hanya 40 persen.”Kita akan koordinasi dengan pemerintah pusat, Pemprov Jabar dan Pemkab Bandung untuk mengevaluasi keberadaan putaran di jalur tersebut. Ya kita berharap sebagian putaran ditutup saja untuk meminimalisir kemacetan,” harapnya.
Anggota DPRD Kab. Bandung, H. Dadang Supriatna membenarkan, jika di jalur Jalan Raya Bandung Garut tersebut hingga H-9 dan H-8 masih semrawut dan kerap terjadi kemacetan parah akibat dari masih maraknya PKL, angkot ngetem dan kendaraan melawan arus dari dua arah.
“Pokoknya, aparat terkait harus bertindak tegas. H-7 hingga H+7 lebaran, jalur tersebut sudah harus bebas PKL, karena jalur sudah mulai digunakan arus mudik,” pungkas wakil rakyat di DPRD Kab. Bandung dari Fraksi Golkar ini.
Reporter: Yans Editor: Boni Hermawan