LAMUNG SELATAN, — Musrenbangdes atau Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa telah dilaksanakan di sebagian desa diwilayah Pemerintah Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. Musrenbangdes adalah sebagai bentuk sarana untuk penyaluran suatu gagasan atau usulan setiap pembangunan dari tiap-tiap dusun di wilayah pemerintah desa tersebut.
Seperti halnya yang dilakukan Desa Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan melaksanakan Musrenbangdes yang dilaksanakan di balai desa setempat, hadir dalam kegiatan tersebut Camat Rendy Eko Supriyanto, S, STP, Kades Bandar Dalam Suyadi, UPT Pekerjaan Umum (PU) Tupon, BPD, LPM, Kader Posyandu, PKK, tokoh masyarakat serta tamu undangan, Senin (4/11/2019) sekira pukul 13.00 WIB.
Kepala Desa Bandar Dalam Suyadi mengatakan, “Musrenbangdes adalah forum musyawarah tahunan masyarakat besama pemerintah desa untuk menyepakati Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPD) tahun anggaran yang direncanakan dengan berpedoman kepada RPJM Desa,” jelas Suyadi.
Musrenbangdes ini adalah kelanjutan dari kegiatan musrenbang tingkat dusun yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh para kepala dusun.
“Mungkin di tahun kemaren belum ada yang diusulkan atau direalisasi boleh diusulkan kembali pada saat musrenbangdes pada kali ini,” ujar Suyadi.
Desa Bandar Dalam juga sangatlah luas tercatat seluas 11 hektar yang tadinya terdiri dari 7 dusun kini menjadi 11 dusun.
Dalam sambutanya Camat Rendy menjelaskan bahwa untuk usulan warga yang baru silakan disampaikan dalam forum, dan hal yang panting adalah partisipasi masyarakat di sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) inilah yang menjadi pembangunan lancar.
“Kita bersama memungkinkan adanya sifat swakelola masyarakat, ketika sudah dibangun misalnya rabat beton harus di jaga dan di pelihara, kita usul dengan panjang sekian meter sementara ini kan banyak yang harus dibangun,” kata camat.
Masyarakat juga harus menjaga membantu merawatnya pembangunan yang ada, sementara anggarannya atau perawatannya ada tinggal keperdulian masyarakatnya saja sama-sama merawat nya.
“Kita-kita inilah kalau enggak kita rawat cepat hancur, coba siapa yang rugi. Kalau tahun lalu tidak ada namanya untuk pembangunan yang diingini warga tidak terlaksana lantas kalau tidak di jaga, dirawat tentu cepat rusak ini tentu menjadi pemikiran kita,” jelas Rendy.
“Kalau kita mengandalkan anggaran pemerintah masih banyak di tempat lain yang sudah rusak belum tersentuh, ada di hadapan kita jalan yang masih rusak pengadaan sumur bor yang belum maksimal namun tetap terjangkau masing-masing dusun mendapat bangunan,” jelasnya lagi.
Sebagian besar ke infrastruktur, jangan memikirkan pembangunan fisik saja potensi yang lain masih banyak karena daerah ini banyak perkebunan dan pertanian itu juga menjadi potensi juga bagaimana membuat irigasi ke kebun.
“Jangan jalan terus yang diharapkan ini menjadi pemikiran, mungkin ada pemberdayaan ibu-ibu masalah stanting dengan anggaran yang terbatas, kita mempunyai efek yang lebih luas. Jadi dalam hal ini kalau dana DD ada kelebihan maka dapat dipergunakan kepentingan warga diluar usulan kadus-kadus yang telah masuk program namun bila anggaran APBD ada ya dapat pergunakan untuk keperluan warga juga,” pungkas Camat Rendy Eko Priyanto.
Selamet-Andy