SUMEDANG,– Setelah selama 1,7 tahun menjabat sebagai Pj. Bupati Maybrat, Papua Barat Daya, Bernhard E. Rondonuwu telah berhasil memulangkan 1.000 Kepala Keluarga (KK) lebih masyarakat eksodus ke kampung halamannya, masing-masing.
“Setelah masyarakat eksodus kembali ke kampung halaman masing-masing, kita Pemerintah Kabupaten Maybrat kemudian menjamin keamanannya, kesehatannya, pendidikan, dan kebutuhan lainnya,” ungkap Bernhard, saat menghadiri Dies Natalis IPDN Ke-68, di Jatinangor, Senin (18/3/2024).
Selain memulangkan masyarakat eksodus, capaian yang telah diraih Bernhard juga berhasilnya membuka sejumlah akses jalan ke kampung-kampung di sejumlah distrik. Bahkan saat ini, ia tengah berjuang menghidupkan kembali Kampung Aisa.
“Untuk kaitan pemulangan masyarakat eksodus, sebenarnya kita sudah mencapai 80 persenan, sekitar 1.000 KK yang sudah pulang. Saat ini saya juga fokus menghidupkan kembali Kampung Aisa yang sudah lama ditinggalkan. Kita mulai buka aksesnya, jalannya. Saya lewati juga jembatannya yang sudah rusak dan nanti itu akan diperbaiki,” jelas Bernhard.
Di bidang pendidikan, Bernhard yang juga Direktur Satpol PP dan Linmas Kemendagri juga telah membuat sejumlah program dan metode pembelajaran.
“Untuk metode pembelajaran, kita ada metode Gasing atau Gampang, Asik dan Menyenangkan. Metode ini sudah berjalan lama dan terbukti ampuh. Sementara untuk program, saat ini kita adakan program makan gratis bagi siswa siswi yang bersekolah sehari penuh,” katanya.
Pada sektor pertanian, Bernhard juga sudah melakukan pengecekan lahan petani, bahkan memberikan bantuan alat tani dan uang tunai kepada kelompok tani sehingga saat ini pertanian di Maybrat mengalami kemajuan signifikan.
“Kita sudah laporkan bahwa hasil produksi padi para petani di Maybrat mengalami kemajuan pesat. Bukan hanya padi saja, namun tanaman tani lainnya juga kini sudah lebih baik. Kita dukung terus juga petani ini agar lebih modern,” papar dia.
Meski pun sudah banyak perubahan dan kemajuan di Kabupaten Maybrat, namun Bernhard mengaku masih akan terus melakukan pembenahan di Maybrat yang dianggapnya belum maksimal, seperti sektor kesehatan termasu di dalamnya tenaga kesehatan.
“Untuk puskesmas, kita sudah optimalkan di distrik-distrik, tinggal saat ini kita ingin memperbanyak dokter yang memang masih kurang, kemudian pengadaan puskesmas rujukan lengkap dengan tenaga kesehatan dan juga dokternya. Intinya saya tidak punya kepentingan pribadi di Maybrat saya hanya ingin mengabdikan diri untun Maybrat yang lebih baik, sehingga saya akan tetap bekerja dan berjuang di Maybrat, ” tandas Bernhard. (Boni/Abas)