SORAOKO, — Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Soraoko, Luwu Timur, Kamis (30/3/2023) lalu.
Momen tersebut dimanfaatkan relawan Jokowi, yakni Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Luwu Raya untuk bertemu orang nomor satu di NKRI tersebut. Tak sebatas bertemu, BaraJP Luwu ‘menitipkan’ sebuah harapan rakyat Luwu kepada presiden.
Ketua LBH Bara JP Luwu Raya, Edyson Linnong, mengatakan, saat bertemu dengan Jokowi di Bandara Soroako, sebanyak 11 anggota BaraJP Luwu Raya menyampaikan tiga poin penting kepada Presiden lewat secarik kertas.
“Saat itu kami bertemu presiden secara singkat. Sebab beliau akan kembali ke Jakarta. Adapun kami menitipkan harapan rakyat Luwu melalui secarik kertas. Poin pertama adalah melakukan evaluasi terhadap pemetaan tanah negara dan tanah rakyat di Ranteballa dan sekitarnya, yang masuk dalam area konsesi tambang emas serta telah dipetakan oleh aparat desa bersama PT. Masmindo Dwi Area (PT. MDA),” ungkap Edyson, saat dihubungi.
Edy mengutarakan alasan harus dievaluasi, sebab menurutnya pemetaan tersebut tidak melibatkan para ahli waris, pemilik lahan dan sebagian besar lahan adalah dalam bentuk hutan dan gunung.
“Kami menyayangkan, aparat pemerintah bersama PT. MDA malah memetakan tanah negara dan tanah warisan masyarakat Ranteballa dengan mengatasnamakan pihak-pihak yang tidak memiliki alas hak dalam lokasi konsesi tersebut. Kemudian tanah tersebut dijual dan dibeli PT. MDA,” selas Edy.
Akibat tindakan kesewenang-wenangan itu, tambah Edyson, negara dan para ahli waris telah dirugikan. Para ahli waris pemilik tanah di Ranteballa juga telah memberikan kuasa kepada LBH Bara JP Pusat untuk diperjuangkan agar hak-haknya dikembalikan.
“Adapun hasil pengamatan Ketua LBH BaraJP Perwakilan Palopo, bahwa di Ranteballa ada pihak-pihak yang menguasai sampai puluhan bahkan ratusan hektar tanah. Oleh karena itu, jelas kami mempertanyakannya. Kami juga meminta aparat hukum memeriksa pihak-pihak tersebut,” ujar Edyson.
Sementara untuk poin kedua, lanjut Edyson, yaitu Luwu Raya membutuhkan Universitas Negeri. Pihaknya mengharapkan presiden Jokowi agar Universitas Andi Djemma (Unanda) dijadikan Universitas Negeri.
“Kami juga telah mengajukannya ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas bantuan Bara JP Palopo,” jelas Edy.
Sementara usulan poin ketiga, yakni meminta presiden mendukung untuk melanjutkan pembangunan jalan ke Kecamatan Seko.
“Jalan tersebut sempat viral beberapa waktu lalu. Yang mana seorang ibu hamil dan dalam keadaan sakit ditandu dari Seko ke Masamba. Akibat akses jalan buruk, ibu tersebut meninggal dunia. Kemudian si ibu kembali ke Seko dengan cara ditandu. Maka dari itu, Bara JP merasa terpanggil agar kejadian ini tidak terulang kembali dan berharap pemerintah menuntaskan pembangunan jalan ke Seko,” papar pengacara kondang itu.
Edyson menuturkan, dalam diskusi mengenai jalan ke Seko, Presiden Jokowi menyarankan agar berkoordinasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan.
Terkait aspirasi rakyat Luwu melalui secarik kertas tersebut, BaraJP Pusat turut membenarkan.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa menyoal persoalan tanah di Ranteballa, ia akan menyampaikannya ke kementerian.
“Kalau masalah kampus UNANDA, itu sedang diurus Ketua Umum BaraJP bersama Bendahara Umum BaraJP. BaraJP juga kan sudah menyampaikannya kepada Menteri Aparatur Negara, yaitu Pak Pratikno untuk membantu pengurusannya,” jelas Presiden Jokowi, Senin (3/4/2023).
Menurutnya, ketiga poin tersebut merupakan aspirasi rakyat Luwu yang harus diperjuangkan. BaraJP yang terlahir ditengah-tengah masyarakat, juga merasa terpanggil untuk memperjuangkan aspirasi tersebut dan menyampaikannya kembali kepada Presiden.
“Saya sebagai Presiden sudah memerintahkan pada Mensesneg agar bisa menyelesaikan Kampus Unanda tersebut jadi PTN. Ini sudah saya sampaikan kepada Ketua Umum BaraJP pada saat audiensi ke Istana Negara,” tandasnya. (Yad)