SUMEDANG,- Pasca Bendana bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah di Kecamatan Cimanggung dan Jatinangor pada awal Tahun 2021, Sumedang kembali mengalami bencana alam berupa tanah longsor dan banjir bandang, kali ini musibah menimpa wilayah Sumedang Selatan.
Wakil Bupati Sumedang, H. Erwan Setiawan didampingi Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang Herman Suryatman meninjau langsung lokasi longsor dan banjir di Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan, Jumat (26/3).
Bencana tersebut terjadi pada Kamis (25/03) pukul 16.30 WIB setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut dan mengakibatkan 2 orang warga terseret aliran sungai dimana 1 korban bernama Oleh berhasil selamat dan dibawa ke RSUD, sementara 1 korban lainnya bernama Wareng alias Mamat Rahmat ditemukan telah meninggal dunia Jumat pagi.
Di sela-sela peninjauannya, Erwan menyebutkan, Kabupaten Sumedang merupakan kawasan yang rawan bencana, terutama bencana longsor.
“Seperti kita lihat, dari Sumedang kota menuju Desa Citengah, termasuk Desa Baginda dan Desa Cipancar ada 18 titik longsor. Yang paling parah adalah Desa Citengah,” imbuhnya.
Dijelaskan, di Desa Citengah sendiri terdapat 4 pekerja yang sedang bekerja yang membuat pagar villa terseret banjir.
“Namun alhamdulilah nya 2 orang loncat dan selamat, sementara 2 orang lagi terbawa hanyut. Namun 1 orang selamat dan 1 orang meninggal yaitu Bapak Mamat Rahmat,” ungkap Erwan.
Ditambahkan, di Desa Baginda sendiri terdapat 38 rumah atau 42 KK yang terancam longsor susulan.
“Oleh karena itu, kami akan segera merelokasi mereka dan mencari solusi untuk memindahkan warga yang terancam longsor ke tempat yang aman,” tegasnya.
Wabup juga berharap, longsor dan banjir bandang ini merupakan kejadian yang terakhir di Kabupaten Sumedang.
“(Semoga) tidak ada lagi bencana. Saya berharap semua pihak betul-betul membantu untuk merelokasi warga warga yang terkena bencana ini,” katanya.
Kepala Desa Baginda Elan Sukalan mengatakan, di desa baginda ada 3 titik bencana yang menutup bahu jalan.
“Tiga titik yang paling besar ada di RT 6 RW 5 Desa Baginda. Untuk titik bencana yang lainnya sedang didata oleh pihak desa, termasuk rumah warga yang terdampak juga terkena longsor,” tukasnya.
Elan menyebutkan, untuk korban jiwa di Desa Baginda tidak ada korban jiwa. “Alhamdulillah di Desa Baginda tidak ada korban jiwa tapi ada kerusakan material. Untuk warga yang terancam longsor kami sudah menyiapkan GOR Desa untuk evakuasi,” jelas Elan.
Ditambahkan Elan, Kejadian banjir bandang di Desa Baginda ini pernah terjadi pada Tahun 1988, Tahun 1990 dan sekarang Tahun 2021.
“Kejadian banjir seperti ini memang sering terjadi di setiap musim hujan dan berpotensi longsor. Namun tidak pernah terjadi banjir bandang. Baru terjadi lagi di Tahun 2021 setelah 31 tahun yang lalu. Mudah-mudahan kejadian ini tidak terjadi lagi,” jelasnya
Menurut penuturan Komandan Tim Rescue Kantor SAR Bandung, Idham Salasa, pada pukul 05.30 WIB korban bernama Wareng alias Mamat Rahmat (40) yang dilaporkan menjadi hanyut terbawa banjir bandang berhasil ditemukan Tim SAR Gabungan dalam keadaan meninggal dunia.
“Pukul 06.15 WIB korban berhasil dievakuasi dan diserahterimakan ke pihak keluarga korban untuk kemudian diteruskan ke RSUD Sumedang. Korban ditemukan di area pesawahan yang merupakan limpahan dari banjir bandang tersebut,” ujar Idham.
Idham menyebutkan, kesulitan yang ditemui tim saat evakuasi yaitu akses untuk menuju lokasi harus melewati sungai, pesawahan serta jembatan yang putus sehingga tim harus mengupayakan pembuatan akses tersendiri untuk menuju lokasi.
“Dengan ditemukannya korban maka diusulkan penutupan Operasi SAR dan Tim SAR Gabungan kembali ke kesatuan masing masing,” ujarnya.
Adapun Unsur SAR yang terlibat yaitu Basarnas Bandung, BPBD Sumedang, Polsek Sumedang Selatan, Damkar, Tagana, Al Fatah, Sigab Persis, FKP3D, Relawan Kompas, dan Indonesia Escorting Ambulance Sumedang. (bn)