SUMEDANG,– Musabaqah Makalah Al-Quran (MMQ) sebagai salah satu cabang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 pada Jumat (24/6), memasuki babak final.
Lomba yang bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sumedang tersebut pada Babak Final diikuti enam peserta.
Keenam finalis tersebut terdiri dari 3 peserta putra yaitu dari Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang putra. Sedangkan 3 peserta putri yaitu dari Kota Bandung, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Sumedang.
Sesuai dengan namanya, pada cabang MMQ para peserta diminta untuk membuat makalah ilmiah yang bersumber dari kajian-kajian Al-Quran dan mempresentasikan tulisannya di depan Dewan Juri yang diikuti tanya jawab.
Ketua Majlis Hakim Cabang MMQ, Agus Ahmad Safe’i mengatakan, Cabang MMQ “lahir paling bungsu” dalam MTQ Jabar dan dianggap sebagai salah satu cabang yang berbeda dibandingkan cabang cabang lainnya.
“Dalam cabang MMQ ini, peserta menulis langsung menggunakan laptop ditunggui oleh Dewan Hakim,” katanya.
Dikatakan, hal itu dilakukan agar diperoleh karya orsinil juga agar mencetak penulis-penulis yang mampu mengekplorasi pemikirannya ke dalam bentuk tulisan yang mendalam.
“Cabang ini lahir paling bungsu. Pertama kali lahir tahun 2003 masih memakai mesin tik sampai Tahun 2016. Baru pada Tahun 2018 kita memakai laptop. Untuk mengecek orisinalitas karyanya kita pakai aplikasi khusus,” katanya.
Hal yang paling unik dari MMQ ini, kata Agus, pada pelaksanaannya adalah cabang yang paling hening, tetapi ketika selesai MTQ justru paling jelas jejaknya.
“Berbagai karya yang dihasilkan dalam lomba makalah ini akan dikompilasikan dalam sebuah buku oleh Pemprov Jabar untuk kemudian disebarkanluaskan ke masyarakat seperti perpustakaan masjid atau perpustakaan kampus sehingga orang yang tidak hadir ke MTQ bisa menikmati hasil makalah ini,” ungkapnya.
Agus mengharapkan, lomba makalah Al-Quran bisa menghidupkan kembali tradisi lama yang dilupakan umat Islam yaitu menulis.
“Salah satu kelemahan terbesar dari umat Islam itu yaitu menulis. Melalui cabang MMQ ini, kita ingin mengisi kekosongan itu,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang finalis asal Kafilah Sumedang, Siti Quratul Aeni mengatakan, makalah yang telah dipresentasikan merupakan makalah yang sudah lulus uji hasil seleksi pada babak semifinal.
“Tema yang saya ambil yaitu Manisfestasi pendidikan Karakter Sebagai Pendidikan Beragama,” tuturnya.
Dikatakan Siti, selama menyusun makalah sampai presentasi banyak tantangannya karena menurutnya banyak berbenturan dengan situasi dan kondisi saat ini sehingga perlu contoh kasus yang relevan.
“Karena saya dari ranah pendidikan tentu banyak tantangan, karena berbenturan dengan situasi dan kondisi sehingga harus benar benar relevan,” pungkasnya. (bn/hm)