MAGELANG,– War No Sing Yes ke-2 yang dilaksanakan Forum UKM Digital Kreatif Indonesia (FUDIKI) di Omah Mbudur, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah mendapat apresiasi dari Dirjen Polpum Kemendagri dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dirjen Polpum Kemendagri melalui Prayogo mengajak seluruh peserta dan seluruh komponen bangsa untuk merajut persatuan dan kesatuan untuk membangun bangsa ke depan yang lebih baik. “Kekayaan bangsa kita adalah keberagaman,” kata Prayogo.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah diwakili Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati memberikan apresiasi dan menyambut baik kegiatan ini.
“Dari Omah Mbudur kita kobarkan semangat persatuan, satukan gerak langkah memupuk kebersamaan untuk menjadi part of solution, bukan bagian dari part of problem,” ujarnya.
War No Sing Yes, adalah tema besar dari gathering anggota Fudiki di Wilayah Jawa, dan sebagian Kalimantan. Dalam Gathering kali ini, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Panitia Rauf Nuryama yang juga Sekjen Fudiki, mengambil tema merajut keberagaman dalam kebersamaan membentuk benteng ketahanan ekonomi, sosial, budaya, ideologi, politik yang tanguh pada generasi milenial bersama usaha ekonomi kerakyatan dalam melestarikan harmonisasi budaya luhur bangsa.
Ketua Umum DPP Fudiki Tjahyo Ruruh Djatmiko (TRD) dalam siaran persnya kepada media menyampaikan bahwa War No Sing Yes adalah sebuah acara yang mengangkat Kekayaan Budaya Noeswantara yang sangat Agung ke tingkat yang tertinggi di Peradaban Dunia.
“Inti dari War No Sing Yes adalah mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial bangsa Indonesia dan generasi milenial dunia lebih mengedepankan kebersamaan dari adanya keberagaman yang ada tanpa harus terjadi permusuhan , peperangan , pertikaian antar sesama umat manusia di dunia,” ungkapnya.
Hadir pada acara ini perwakilan UKM dari berbagai wilayah di Jawa, seperti dari Bandung, Sumedang, Yogyakarta, Magelang, Semarang, Solo, dan perwakilan dari Kalimantan. Bahkan dari Sumedang, selain UKM Anggota Fudiki, hadir pula perwakilan dari Pemerintahan dan Dekranasda Kabupaten Sumedang.
Dengan cara mengangkat filosofi Bhineka Tunggal Ika Tan, Hana Dharma Mangruwa menjadi simbol kebersamaan , keharmonisan dunia , Unity In Diversity. Maka adanya perbedaan suku, RAS, agama adalah sebuah kekayaan yang harus dihargai tanpa harus memperuncing perbedaan tersebut menjadi sebuah perpecahan, permusuhan, peperangan yang akan menimbulkan ketidaknyamanan masyarakat, ketidakstabilan negara, perang saudara dan lain lain.
“War No Sing Yes ini juga bertujuan membentuk new karakter building kebangsaan pada generasi milenial Indonesia yang juga peduli untuk melestarikan akan hasil mahakarya bangsa Indonesia. Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi rolemodel dalam membumikan makna Pancasila dan NKRI di generasi baru milenial,” tutur TRD.
War No juga mengandung makna warung noeswantara, warung yang menyediakan produk-produk kearifan nusantara mulai dari kriya, kuliner, sampai bahan kosmetik, ditampilkan dalam Produk Fudiki “Gerobak Digital”.
“War No Sing Yes juga ditujukan untuk merespon, melawan, mengcounter masuk dan berkembangnya pengaruh assymetric WAR 7 proxy (Food, Film,Fashion, Fun Games, Fantasy, Free Sex, Free Thinking) di kalangan generasi milenial , yang pada akhirnya diharapkan menghasilkan generasi milenial yang tangguh, percaya diri, penuh kreativitas dan produktivitas tinggi,” ungkapnya.
Ditambahkan, output dari kegiatan ini adalah menjadikan War No Sing Yes sebagai Role Model dalam menanamkan Pancasila dan NKRI, membentuk new character building milenial, dan milenial care atau cinta terhadap mahakarya budaya luhur bangsa Indonesia, dilestarikan oleh generasi milenial agar tidak punah.
“Tidak kalah pentingnya, dengan Gerobak Digital Nusantara, membangun ecosystem ekonomi kerakyatan menuju kedaulatan ekonomi kerakyatan,” pungkas TRD. []
Abas